
BATULICIN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tanah Bumbu menggelar rapat kerja untuk membahas regulasi peternakan ayam di Bumi Bersujud.
“Agenda rapat kerja kali ini membahas regulasi peternakan ayam terkait harga, listrik, kredit, dan perizinan,” kata Ketua Komisi II DPRD Tanah Bumbu Andi Erwin Prasetya, Selasa (7/1).
Ia mengatakan, di dalam rapat itu juga melibatkan SKPD terkait perbankan, komunitas peternak ayam dari sejumlah kecamatan, mitra, dan broker ayam.
Perwakilan peternak ayam di Tanah Bumbu Sarmidi menyampaikan kondisi sulit yang tengah di alami komunitas peternak ayam.
Ia menyebutkan, biaya perawatan yang tinggi tidak sebanding dengan hasil produksi, sehingga banyak peternak berada di ambang kebangkrutan.
“Meski ada pinjaman dari pihak perbankan, kondisi usaha yang tidak stabil membuat beban angsuran menjadi berat. Bahkan banyak dari kami terancam sanksi karena kesulitan membayar,” ungkapnya.
Ia juga meminta pemerintah membatasi regulasi perizinan bagi pengusaha besar yang kerap mendirikan kandang luas tanpa kendali.
Menurutnya, hal ini mengancam keberlangsungan usaha peternak kecil yang sudah kesulitan menghadapi harga yang tidak stabil, serta serbuan produk dari luar daerah.
“Kami berharap perbankan memberikan kelonggaran, seperti pembayaran per panen, bukan per bulan. Ini bukan berarti kami tidak ingin membayar, tetapi kondisi saat ini memaksa kami untuk meminta waktu. Ketika usaha stabil, kami siap mengikuti aturan lagi,” ujarnya.
Mendengar paparan Sarmidi, Ketua Komisi II DPRD Tanbu memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang hadir untuk menyampaikan pendapat dan saran.
Kesimpulan rapat tersebut, di antaranya inventarisasi seluruh kandang ayam di Tanah Bumbu yang bertujuan menyesuaikan kapasitas produksi dengan kebutuhan daging ayam lokal.
Selain itu, DPRD Tanah Bumbu juga berencana membentuk Panitia Khusus (Pansus) dan Asosiasi Peternak Ayam.
Asosiasi ini diharapkan menjadi payung bagi peternak dan pedagang ayam menciptakan keuntungan yang adil bagi semua pihak.
“Kita tidak bisa membiarkan kondisi seperti ini terus terjadi. Mitra dan broker ayam selalu untung, sementara peternak kecil yang merugi. Kita akan memperjuangkan solusi yang adil dan berkeadilan,” tegas Andi. ant

