
PELAIHARI – Kasus stuntng di Kabupaten Tanah Laut tahun 2024 empat dinyatakan mengalami kenaikan hingga 41 persin, membuat pemerintah setempat gelisah.
Bahkan Pejabat Bupati Tanah Laut H Syamsir Rahman meragukan data tersebut dan langsung terjun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan dan pemantauan.
Ternyata data tersebut memang ada kekeliruan, hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut dr Isna Farida.
Menurutnya data tersebut tidak akurat karena berdasarkan hasil Pencatatan Pelaporan Berbasis Elektronik angkanya kecil dibawah 10 persen.
“Hasil audit ulang dan berdasarkan hasil Pencatatan Pelaporan Berbasis Elektronik angkanya dibawah 10 persin, dan bulan terakhir hanya 5 persen,”ujar Isna.
Untuk menangani dan mengatasi kasus stunting Pemerintah Kabupaten Tanah Laut telah melakukan beberapa kegiatan pemberian asi bergizi dan makanan tambahan bagi ibu hamil dan anak-anak, serta meberikan edukasi tentang kesehatan.
Selain itu Dinkes Kabupaten Tanah Laut melakukan kegiatan yang merupakan inovasi daerah dari tahun lalu adalah kunjungan ke puskesmas-puskesmas oleh dr spesialis kandungan untuk langsung memeriksa ibu hamil. “Karena standarnya ibu hamil harus USG untuk mendeteksi kelainan secara dini ada atau tidaknya pada janin yang dikandung,”ungkap Isna.
Mendekatkan layanan dan memberikan kemudahan pada masyarakat pihak Dinkes bawakan dokternya karena semua puskesmas sudah memiliki alat USG.
“Tahun ini Inovasinya Dinkes mendatangkan dokter spesialis anak ke puskesmas, jadi anak-anak yang terindikasi stunting langsung di cek oleh dokter anak,” katanya.
Hal ini dilakukan untuk mempermudah masyarakat untuk dilakukan pemeriksaan. “Ini kami lakukan setelah mendapatkan data dari puskesmas banyak anak yang reskan terdeteksi,”jelas Isna. ris