
PELAIHARI – Pemerintah Kabupaten Tanah Laut menganggarkan dana sebesar Rp4 miliar dalam APBD Tahun Anggaran 2025 untuk penanganan dan penanggulangan kasus stunting.
Dana tersebut akan dialokasikan melalui Dinas Kesehatan untuk mendukung berbagai kegiatan penanganan stunting yang terfokus pada peningkatan kualitas kesehtan anak di seluruh wilayah Tanah Laut.
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Tanah Laut, Andris Evony, menjelaskan bahwa anggaran ini tengah diusulkan dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD 2025.
“Anggaran ini nantinya akan digunakan untuk program kesehatan anak yang dikelola oleh Dinas Kesehatan guna memastikan pertumbuhan anak-anak di Tanah Laut berlangsung dengan optimal,” jelas Andris.
Diketahui jumlah anak yang mengalami stunting di Kabupaten Tanah Laut mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut, dr. Isna Farida, tercatat 1.536 balita yang mengalami stunting, dengan tingkat penimbangan mencapai 100 persen.
Dibandingkan dengan tahun 2023, angka ini naik dari sebelumnya 1.244 balita dengan cakupan penimbangan 91,38 persen.
“Peningkatan jumlah ini disebabkan ole cakupan penimbangan balita yang mencapai 100 persen pada 2024, berbeda dari tahun sebelumnya yang hanya 91,38 persen,” ujar dr Isna.
Kecamatan Jorong diketahui memiliki kasus stunting tertinggi dengan total 322 anak. Melihat situasi ini, Dinas Kesehatan Tanah Laut terus menggencarkan Program 8.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang bertujuan memantau kesehatan anak sejak dalam kandungan hingga memasuki usia remaja.
Program ini dirancang untuk memerangi stunting dengan pendekatan menyeluruh yang mencakup aspek kesehatan fisik dan mental anak.ris