
MARTAPURA – Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat (FPIK ULM) yang tergabung dalam Kelompok 16 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) mengadakan Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber).
Kegiatan digelar di halaman rumah Kepala Desa Jingah Habang Ulu, dan di Perumahan Fitria Jaya Residence, beberapa waktu lalu, dengan sasaran warga Desa Jingah Habang Ulu sebagai wujud ketahanan pangan dan rentan akan stunting.
Ketua Karang Taruna Tunjang Pelita Desa Jingah Habang Ulu Akhmad Saufi mengatakan, Program Budikdamber ini sangat membantu masyarakat. Metodenya tidak membutuhkan lahan yang luas, melainkan bisa memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah. Selain itu, biaya pemeliharaannya relatif murah dan tidak memerlukan banyak peralatan.
“Kami juga memungkinkan untuk mendapatkan hasil panen ikan yang cukup untuk konsumsi keluarga sehari-hari,” ujarnya.
Sebanyak 47 orang warga Desa Jingah Habang Ulu dengan antusias mengikuti sosialisasi dan pelatihan ini. Kelompok 16 juga menawarkan jasa pembuatan Budikdamber kepada warga secara gratis, dan membantu monitoring Budikdamber warga selama kegiatan KKN-T FPIK ULM 2024 berlangsung.
Menurut Apip, Mahasiswa Kelompok 16 KKN Tematik FPIK ULM 2024, biaya pembuatan 1 set up dalam Budikdamber hanya berkisar Rp80.000. Harga tersebut sudah meliputi benih ikan lele, bibit kangkong, arang, sabut kelapa, ember, gelas plastik, kawat, kran air, tang, dan solder. Kegiatan budidaya ikan dalam ember ini dilaksanakan kurang lebih 4 bulan, hasil dari kegiatan tersebut adalah panen ikan lele dan sayur kangkung. Lele sudah bisa dipanen mulai 1,5 hingga 2 bulan dari masa pemeliharaan.
“Harapannya dengan sosialisasi dan pelatihan ini, warga desa dapat meningkatkan produksi budidaya skala rumahan dan upaya ketahanan pangan keluarga, serta mengembangkan perilaku sosial ekonomi dalam usaha warga,” ujar Apip didampingi rekannya, Suriyadi.
Kepala desa setempat H Jahri mengaku, Program Budikdamber ini sangat membantu dalam meningkatkan keterampilan warga desa dalam bidang budidaya perikanan, yang sebelumnya tidak dimiliki.
Hal ini membuka peluang untuk bisa dikembangkan, mandiri terhadap ketahanan pangan, dan pencegahan stunting. ril/dio