
Oleh: Nor Faizah Rahmi, S.Pd.I (Praktisi Pendidikan & Pemerhati Remaja)
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (UNISKA MAB) memperkuat kerja sama internasional dengan berbagai universitas di sejumlah negara sebagai upaya transformasi menuju Universitas unggul di tingkat ASEAN 2031. Kerjasama internasional yang sedang dilaksanakan pada Senin 8 Januari 2024 adalah kerja sama di bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan student mobility dengan INTI Internasional University Malaysia.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dr. GaluhNashrullah KMR yang secara intensif melalukan pertemuan virtual bersama INTI Internasional University Malaysia dalam rangka merealisasikan beberapa program kerjasama.Turut hadir dalam agenda tersebut Hj. Farida Yulianti, S.E., M.M (Dekan Fakultas Ekonomi), Ir. Firda Helina, S.T., M.Eng (Fakultas Teknik) berserta para dosen di kedua fakultas. Sementara itu di pihak INTI Internasional University Malaysia hadir Prof Goh Khang Wen (Vice Rector), Chan Siew Chong (Dean of Engineering).
Pada kesempatantersebutFakultas Ekonomi dan Teknik UNISKA MAB akan mengirimkan 13 mahasiswanya dan 6 dosen ke Malaysia di pertengahan Januari 2024.”Ini merupakan kolaborasi internasional yang kesekian kalinya dilaksanakan oleh UNISKA MAB juga sebagai agenda pembuka di tahun 2024. Harapannya kolaborasi ini menghasilkan dampak signifikan untuk kemajuan kedua universitas dan menjadi pintu bagi jejaring lainnya, sehingga UNISKA MAB kian mendekati visinya di tahun 2031.” Tutur M. Qoshid Al Hadi sebagai staf di bidang kerjasama UNISKA MAB.
Selain itu Wakil Rektor IV UNISKA MAB, Dr. Galuh Nashrullah KMR menambahkan
“Tuntutan akreditasi juga menjadi motivasi dalam implementasi kerja sama internasional karena hal itu menjadi perhatian dalam penilaian akreditasi program studi di lingkungan UNISKA MAB.” katanya. Saat ini UNISKA MAB telah mendapatkan akreditasi baik sekalidari BAN-PT dan menjadi universitas klas terutama dalam bidang penelitian, secara bertahap melalui kerjasama internasional dan juga kinerja akademik lainnya, di masa akan datang bisa menjadi universitas yang unggul, sesuai cita-citanya.
Bicara tentang dunia riset dan perguruan tinggi, kita tidak bisa melepaskannya dari konsep penta-helix yang tentu saja pekat dengan polemik. Konsep penta-helix sendiri adalah pelibatan multi pihak yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media, bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk mengembangkan inovasi pengetahuan yang berpotensi untuk dikapitalisasi atau ditransformasi menjadi produk maupun jasa yang bernilai ekonomis.
Salah satu tujuan pendekatan penta-helix diklaim dalam rangka penguatan ketahanan ekonomi masyaraka tuntuk menemukan pola kemitraan dalam pengembangan potensi suatu kawasan. Melalui pola kemitraan tersebut, diharapkan dapat mewujudkan sustainable development goals (SDGs) dalam mencapai percepatan pembangunan ekonomi, ketahanan pangan dan energi, kesejahteraan, perbaikan lingkungan hidup, serta membangun kesadaran atas keberadaan kekayaan negara.
Andai kita mau jeli, konsep ini sejatinya kemasan bagi kapitalisasi sekaligus liberalisasi riset. Pelibatan swasta atau pelaku usaha terutama yang bermodal besar, seperti korporasi tentu menjadikan dunia riset dan perguruan tinggi tidak ubahnya “sapi perah” bagi para pemilik modal. Oleh karenanya, kedaulatan riset jelas mustahil untuk rakyat dan negara, melainkan tegak atas kepentingan pasar dan dunia usaha.
Sepanjang penerapannya, Islam telah menjelma menjadi satu-satunya sistem yang mampu melahirkan generasi cerdas nan beradab. Islam memprioritaskan pendidikansebagai modal awal membangun sebuah peradaban. Pendidikan dalam Islam adalah upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis dalam rangka membentuk manusia yang (1) berkepribadian Islam, (2) menguasai pemikiran Islam dengan andal, (3) menguasaiilmu-ilmuterapan (pengetahuan, ilmu, dan teknologi), (4) memiliki keterampilan yang tepat dan berdayaguna.
Tidak kitamungkiri, kemajuanIndustrimerupakan salah satuindikator kemajuansebuah negara. Denganmencermatifakta di lapangan, setiap negara majuselaluditandaidengan dua hal.
Pertama,memilikipersentasesumberdayamanusiacerdas, seperti para ilmuwan, insinyur, peneliti, ataupunpenemu. Kedua, menguasai sains dan teknologi maju karena inovasinya. Namun, bukan berarti meraihnya melalui jalan pintas dengan menjadi kanorientasi pendidikan dengan masuk dunia kerja semata.
Ada hal mendasar yang harus terwujud terlebih dahulu dalam suatu negara, yakni kekuatan ruhiyah. Inilah yang ditunjukkan dalam kehidupan bernegara pada masa Rasulullah saw. ketika Negara Islam baruberdiri di Madinah. Kala itu, belum banyak manusia cerdas yang menguasai sains dan teknologi. Akan tetapi, kekuatan ruhiyah telah memberi energi pada mereka untuk berburu sains dan teknologi keberbagai penjuru dunia. Mereka pun dibekali motivasi agar menjadi umat terbaik di dunia, membawa misi menyebarkan rahmat keseluruh alam.Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Anbiya: 107,
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
Dari sini, kita bisa melihat bahwa kunci keberkahan dalam kehidupan menjadikan akidah Islam sebagai landasan dalam membangun manusia dan bertujuan membentuk sosok yang berkepribadian Islam. Segala kecakapan ilmunya ditujukan untuk menjadi sebaik-baik hamba Allah Taala.”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”(QS Adz-Dzariyat: 56)
Menghadirkan landasan tersebut pada hari ini menjadi suatu hal yang dipandang mengancam dalam tatanan kapitalisme. Namun, mendiamkannya terus berlangsung merupakan tindak kemaksiatan. Oleh karenanya, wajib bagi intelektual membangun arus politik sendiri, bukan sebaliknya, malah larut dan mengukuhkan proyek mereka.
Adapun mengenai kurikulumnya, pendidikan Islam dibangun berdasarkan akidah Islam. Pelajaran dan metodologinya diselaraskan dengan asas tersebut. Guru harus memiliki kepribadian dan akhlak yang baik, menjadi uswah bagi para siswa. Bukan sekadar penyampai ilmu, tetapi ia juga pembimbing yang baik. Agar guru melakukan tugasnya dengan baik dan profesional, mereka diberi fasilitas pelatihan untuk meningkatkan kompetensi, sarana dan prasarana yang menunjang metode dan strategi belajar, serta jaminan kesejahteraan sebagai tenaga profesional, yakni gaji yang memadai.
Semua itu tidak bisa dilakukan tanpa peran negara sebagai penyelenggara utama pendidikan. Negara berkewajiban mengatur segala aspek terkait pendidikan, mulai dari kurikulum hingga hak mendapat pendidikan yang layak bagi setiap warga negara. Sarana dan prasarana sekolah hingga kesejahteraan guru pun dijamin oleh negara. Hal-hal pokok seperti ini tidak akan pernah kita jumpai di negara yang mengadopsi sistem sekulerkapitalisme sebagai ideologinya. Merdeka Belajar hanyalah produk dari kebimbangan arah pendidikan hari ini.
Ada masalah pada karakter generasi, tetapi malah dijawab dengan Kurikulum Merdeka yang belum menyentuh masalah pokok pendidikan. Sudah berganti kurikulum, berpindah metode, hingga dikomandoi bermacam menteri, toh problem pendidikan masih saja berkelindan dan tidak pernah tuntas terselesaikan. Oleh karenanya, untuk memecahkan kebuntuan dan kebekuan problem pendidikan, negeri ini semestinya mengambil Islam sebagaisolusi fundamental.
Bukti gemilangnya sistem pendidikan Islam adalah lahirnya ilmuwan-ilmuwan muslim yang bukan hanya cerdas dalam ilmu dunia, tetapi mereka mampu mengimbanginya dengan iman dan takwa. Selain ahli ilmu terapan, sebagian besar juga faqih fiddin, seperti Al-Farabi, Al-Khawarizmi, Jabir Ibni Hayyan, dan lainnya. Tidak ada satu sistem pendidikan mana pun selain Islam yang mampu membawa peradaban cemerlang, baik dari pendidikan sumber daya manusianya maupun ilmu yang dicapainya. Saatnya berbenah secara fundamental, yakni menerapkan sistem pendidikan Islam secara kafah.