Oleh : Gita Pebrina Ramadhana, S.Pd., M.Pd. (Pemerhati Remaja dan Pendidikan)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, keluarga merupakan penentu dan kunci dari kemajuan suatu negara. Maka dari itu, pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk menyiapkan keluarga Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing. (https://www.kemenkopmk.go.id/peringatan-harganas-ke-31-menko-pmk-keluarga-penentu-dan-kunci-kemajuan-negara)
Muhadjir menjelaskan, pemerintah tengah menyiapkan keluarga yang berkualitas dimulai sejak prenatal (masa sebelum kehamilan), masa kehamilan, dan masa 1000 hari pertama kehidupan manusia. Intervensi telah dilakukan terutama pada perempuan.Dimulai dari remaja putri dengan memberikan tablet tambah darah untuk memastikan mereka betul-betul sehat dan kelak setelah menikah siap hamil, bimbingan perkawinan bagi calon pengantin, cek kesehatan sebelum menikah, cek HB darah, cek lingkar lengan, dan memberikan intervensi gizi untuk ibu dan bayi sampai 1000 hari pertama kehidupan.
Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas, Realistis Atau Utopi?
Menurut Kepala BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) Hasto menyebut keluarga adalah awal pencapaian Indonesia Emas 2045. Ini karena keluarga merupakan fondasi utama tercapainya kemajuan bangsa. Pada tahun 2030, Hasto mengharapkan, persoalan kelaparan, kemiskinan hingga stunting anak harus terselesaikan. Dunia pendidikan juga harus mampu merancang strategi meningkatkan SDM (sumber daya manusia) unggul.
Dalam persoalan stunting, Hasto mencontohkan, salah satu penyebab utamanya akibat pernikahan terlalu muda. Bisa juga, stunting anak disebabkan karena usia pasangan terlalu tua, dekat jarak ibu melahirkan, dan banyak anak.
Yang menjadi pertanyaan, siapkah Indonesia menjadi Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045? Mengapa pemerintah seakan memaksa sedangkan begitu banyak persoalan yang perlu dibenahi?
Berdasarkan data yang dirilisWorldtop20.org peringkat pendidikan Indonesia pada 2023 berada diurutan ke67 dari 203 negara di dunia dan pada tahun 2022Survei Political Economic Risk Consultant (PERC)bahkan menempatkan Indonesia diurutan buncit dari 12 negara Asia..
Kemudian hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukan bahwa prevalensi stunting balita Indonesia mencapai 21,5% pada 2023, hanya turun tipis dari 2022 yang angkanya 21,6%. Artinya sekitar 1 dari 5 balita usia 0-59 bulan di Indonesia mengalami stunting pada 2023. (https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/07/06/kasus-stunting-banyak-terjadi-pada-anak-usia-2-3-tahun)
Lalu, survei pada Global Hunger Index (GHI) 2023, tingkat kelaparan Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di Asia Tenggara, yaitu di angka 17,6 dan masuk kategori kelaparan “sedang”. (https://lestari.kompas.com/read/2024/04/21/211332886/indonesia-masuk-tingkat-kelaparan-kategori-sedang-dbs-donasi-pangan?page=all)
Seperti yang diketahui, tidak hanya masalah pendidikan, stunting dan kelaparan tapi juga tingkat KDRT, pengangguran dan Judi online yang semakin meningkat. Dengan hasil survei seperti ini sebenarnya sulit untuk bisa mencapai Menuju Indonesia Emas 2045 karena begitu banyak tantangan, persiapan khususnyamenyiapkan SDM yang berkualitas.
Namun, pemerintah terus melakukan upaya melalui Kemen PPPA untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 ialah mengimbau seluruh keluarga untuk melakukan penguatan keluarga dan pendidikan dengan intervensi ke dalamnya demi mewujudkan generasi tangguh pada masa depan.
Sungguh disayangkan ketika keluarga dan masyarakatlah yang menjadi tumpuan untuk bekerja secara langsung. Artinya, negara tetap membebankan pelaksanaannya kepada rakyat, negara hanya memfasilitasi beberapa program untuk kemudian dijalankan oleh rakyatnya sebagai pelaksana utama.
Pemerintah makin berlepas tangan dari tanggung jawabnya sebagai penanggung jawab atas seluruh permasalahan yang menimpa rakyat. Jika demikian, bisakah kita berharap program-program itu bisa sampai kepada tujuannya? Kita semua telah tahu jawabannya, sangat sulit untuk diwujudkan. Terlebih jika sistem sekuler kapitalisme masih mencengkeram negeri ini, akan sulit mewujudkan Indonesia untuk menjadi negara maju, apalagi bersaing dengan negara adidaya.
Sistem kapitalisme juga membuat pemerintah serakah. Semestinya pemerintah melakukan pengurusan namun hanya sebagai regulator. Terlihat sekali begitu bobroknya sistem ini yang hanya perduli pada oligarki.
Islam Mampu Menyelesaikan Seluruh Persoalan
Islam adalah agama sempurna dan memiliki seperangkat aturan yang mampu menyelesaikan seluruh aspek kehidupan. Ketika islam hadir ditengah masyarakat, islam mampu membuktikan hampir 1400 tahun dengan penerapan syariat Islam. Terkhusus kepada persoalan keluarga.
Islam memiliki gambaran keluarga ideal yang berorientasi pada akhirat tanpa melupakan dunia. Dengan penerapan sistem Islam secara kafah oleh negara.terdapat empat bidang yang berperan menjadi penyokong ketahanan keluarga menuju format keluarga ideal.
Pertama, sistem pendidikan Islam. Pendidikan ini terdiri dari dalam keluarga (informal), pendidikan formal dan nonformal, yang menghasilkan generasi berkepribadian Islam dan siap mengemban dakwah. Pendidikan islam akan melahirkan generasi berkualitas prima sekaligus para pemimpin dan kepemimpinan yang adil serta amanah yang mengayomi dan menyejahterakan rakyatnya. Mereka paham bahwa imam adalah raa’in (penggembala) dan junnah (perisai).
Kedua, sistem ekonomi islam. Dalam Islam, konsep pengelolaan ekonomi adalah riayah (mengurus) dan menjamin distribusi harta merata secara individu per individu. Ketiga, Sosial Budaya. Dalam islampemberdayaan individu berpijak pada posisi seorang hamba di hadapan hukum syara’, tanpa mengabaikan dakwah sebagai poros hidup. Keempat, Sistem sanksi. Dalam Islam, sanksi ditegakkan menurut syariat sehingga otomatis mampu mencegah dan menjerakan. Wallahualam bissawab
Maka dari itu,Islam memiliki metode yang jelas yaitunegara yang bervisi rain, dan junnah membangun kebijakan untuk menyiapkan keluarga tangguh dan melahirkan generasi cemerlang pembangun peradaban mulia.Dengan demikian, negeri ini akan bisa maju, bahkan menjadi adikuasa, jika menjadikan sistem kehidupan Islam sebagai landasan hidup bermasyarakat dan bernegara. Hanya sistem kehidupan Islam yang memiliki aturan yang lengkap dan sempurna.
