
JAKARTA – Pemerintah resmi menaikkan harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita. Kementerian Perdagangan (Kemendag) ungkap progresnya. Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting,
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Bambang Wisnubroto mengatakan bahwa keputusan menaikkan HET itu diambil setelah sebelumnya dilakukan delapan kajian yang melibatkan berbagai stakeholde.
Adapun, saat ini, kata dia kenaikan HET tinggal menunggu peraturan diterbitkan. “Saat ini kami sedang berproses menunggu pangajuan harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM, jadi dalam waktu dekat akan segera terbit peraturan terkait dengan HET MinyaKita,” ujar Bambang dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, Senin.
Atas rencana kenaikkan HET MinyaKita itu, Kemendag mendorong Dinas Perdagangan di berbagai daerah untuk melakukan sidak ke gudang-gudang distributor Minyakita.
Hal itu diperlukan untuk mencegah adanya spekulan yang sengaja menahan penjualan MinyaKita hingga HET baru resmi berlaku. “Sidak ke pasar untuk mengantisipasi aksi spekulasi pelaku usaha yang menahan penjualan MinyaKita agar ini tidak terjadi, sambil menunggu regulasinya terbit,” ucapnya.
Meskipun HET MinyaKita baru akan naik dalam waktu dekat, tapi lonjakan harga Minyakita telah terjadi di sejumlah daerah. Bambang menyebut, pada pekan pertama Juli 2024, harga MinyaKita secara rata-rata nasional naik 0,44% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi ke level Rp16.234 per liter.
Dia menyebut, terdapat 485 kabupaten/kota yang melaporkan perkembabgan harga MinyaKita pada pekan pertama Juli 2024.
Dari jumlah tersebut, ada 14 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga MinyaKita lebih dari 5% antara lain Kabupaten Aceh Utara, Kota Sabang, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Pulau Morotai, Kota Dumai, Kabupaten Barru, Kabupaten Tomohon, Kabupaten Banyu Asin, dan Kabupaten Asahan. “Karena sekarang juga harga CPO sedang tinggi dikisaran Rp13.225 [per liter],” katanya.
Adapun, realisasi domestic market obligation (DMO) pada Juni 2024 mencapai 181.541 ton atau 70% dari target 300.000 ton per bulan. Dari total DMO itu, sebanyak 127.472 ton disalurkan dalam bentuk MinyaKita dan 54.068 ton atau 29,78% dalam bentuk minyak curah.bisn/mb06