
BANJARMASIN – UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Banjarmasin mengambil alih pengawasan dan pembinaan terhadap sebelas orang anak pelaku geng motor beberapa waktu lalu.
“Kami dilimpahkan oleh Kepolisian untuk memberikan pembinaan terhadap anak geng motor dan bawa sajam,” kata Kepala UPT PPA Kota Banjarmasin, Susan, Senin (8/7).
Pembinaan tersebut diberikan pencerahan, baik itu segi moral dan agama sehingga mereka dapat memahami dan menghindari berbagai tindakan yang dapat mengarah ke kasus hukum yang akhirnya merugikan diri sendiri.
“Seperti geng motor dan tawuran itu, ternyata di antara mereka banyak yang ikut-ikutan hanya sebagai solidaritas teman,”ujarnya.
Makanya, dengan pembinaan selama satu bulan ini dipantau juga bagaimana perilaku dan perubahan sikap serta pandangan anak-anak tersebut agar bisa menghindari hal-hal yang mengarah ke perilaku negatif dan meresahkan masyarakat. “Kami juga meminta para orangtuanya turut mendampingi saat dilakukan pembinaan di PPA. Tujuannya agar selain PPA, orang tua pun harus bertanggungjawab dan mengawasi bagaimana lingkungan dan pergaulannya,” jelas Susan.
Susan mengakui, bahwa laporan kenakalan remaja ini selalu ada setiap hari. Bahkan beberapa di antara laporan tersebut adalah anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) yang melakukan penganiayaan terhadap orang lain. “Anak ABH ini akhirnya dipenjarakan. Nah, kita tak ingin seperti itu pada yang lain,” harapnya.
Salah satu orangtua anak pelaku geng motor, Hafsah mengaku bahwa tidak begitu mengetahui bagaimana lingkungan pertemanan anaknya. “Yang saya tahu, dia kalau diajak teman saja baru mau keluar rumah. Sedangkan tindakan atau bagaimana dia bisa ikut tawuran bahkan bawa sajam saya tidak mengetahuinya,” katanya.
Dia berharap, dengan pembinaan terhadap anaknya dapat memberikan pendidikan yang baik. Bahkan dia berharap PPA bisa memberikan kegiatan positif yang bisa mengalihkan kebiasaan nongkrong bersama teman-temannya. via