
BANJARMASIN – Walikota Banjarmasin Ibnu Sina resmi membuka Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) ke-8 pada Senin (24/6) malam di Siring Piere Tendean. Kegiatan yang diisi dengan pemeran atau Expo BSF ini berlangsung di kawasan siring Piere Tendean atau Kawasan Menara Pandang sepekan lamanya.
Expo BSF memamerkan dan menjual berbagai produk unggulan Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya kain sasirangan yang telah dipatenkan sebagai kain sasirangan khas Kalsel.
Ibnu Sina mengatakan, bahwa event BSF ini digelar sebagai kesungguhan kita dalam mengangkat kain sasirangan sebagai khas Kalsel.
“Kain sasirangan adalah salah satu kekayaan bagi kalsel yang harus terus dilestarikan,” ungkapnya.
Ia membeberkan, kain sasirangan sudah sebagai kekayaan Kalsel serta swastra nusantara pada 14 Juni 2024 yang telah menguatkan kain sasirangan sebagai hak paten Kalsel. Selain itu, hanya di Banjarmasin yang memiliki Kampung Sasirangan.
“Kami berharapkan BSF ke-8 meneguhkan keyakinan, jika sub sektor kreatif sasirangan akan menjadi sumber energi bagi kemajuan ekonomi kreatif di Banjarmasin.
Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Siti Wasilah mengatakan, event BSF sebagai penguatan warisan budaya serta memastikan pengembangan kain sasirangan yang tetap memperdulikan kelangsungan Sumber Daya Alam (SDA)
“Mengangkat tema Pesona Seribu Sungai diharapkan kita semua menjaga lingkungan termasuk sungai di Banjarmasin sebagai urat nadi daerah kita,” katanya.
Sungai pengembangan sasirangan perwarna alam sehingga perlu penyadaran dalam menggunakan pewarna sintetik.
“Tentunya dengan pewarnaan alami akan turut serta menjaga lingkungan dan penting juga bagaimana pengelolaan limbah bagi pengrajin sasirangan yang menggunakan pewarna tekstil,” jelasnya.
ntuk meneguhkan sasirangan, pihaknya juga menuliskan buku dengan judul Sasirangan Kuno, Kini, dan Kena. “Harapan kita dari buku itu menjadi spirit bagi pemuda dan generasi yang akan datang untuk mendukung pengembangan sasirangan,”ujarnya. via