
JAKARTA – Rupiah terus melemah belakangan ini. Pelemahan nilai tukar rupiah sudah tembus ke level Rp16.400 terhadap dolar AS.
Melemahnya rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga barang hingga komoditas, terutama pada barang yang diimpor dari luar negeri.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira pun merinci daftar barang yang diprediksi mengalami keaikan harga.
Pertama, barang elektronik seperti laptop, handphone, aksesoris. Ia mengatakan barang-barang elektronik ini akan mengalami kenaikan harga lantaran sebagian besar barang elektronik Indonesia adalah impor.
“Kemudian kedua adalah peralatan rumah tangga. AC, kulkas, TV, itu juga komponennya masih banyak mengandalkan impor yang terpengaruh pelemahan nilai tukar,” kata dia Kamis (20/6).
Ketiga, suku cadang kendaraan bermotor, yang sebagian besar juga bisa terpengaruh oleh fluktuasi kurs. “Kendaraan bermotor sendiri, baik mobil, motor, kemudian juga truk, atau kendaraan niaga ini juga mengalami penyesuaian harga, tentunya karena biaya produksi yang naik,” jelas Bhima lebih lanjut.
Keempat, bahan pangan. Bhma menjelaskan sebagian besar komoditas pangan, seperti kedelai, jagung, bawang putih dan gandum, bisa saja mengalami penyesuaian harga seiring dengan pelemahan rupiah.
Kelima, produk yang terkait dengan energi, seperti BBM, listrik, hingga LPG non-subsidi. Menurut dia, produk energi rentan mengalami penyesuaian harga karena kurs rupiah menjadi salah satu faktor yang berpengaruh.
Senada, Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho pun menjelaskan produk-produk yang memiliki komponen impor yang tinggi harganya berpotensi mengalami kenaikan.
Apalagi, data BPS pada Mei 2024 silam menunjukkan bahwa impor bahan baku Tanah Air mencapai US$14,1 miliar atau 72,6 persen dari total impor.
“Artinya, pelemahan rupiah membawa dampak yang cukup signifikan terhadap produk-produk ng notabene kita produksi dan hasilkan di dalam negeri,” ujar dia. “Tidak hanya itu, industri yang ingin ekspansi dan menambah kapasitas produksi juga akan merasakan harga barang modal impor yang mahal jika pelemahan rupiah terus terjadi,” sambungnya. cnn/mb06

