Mata Banua Online
Minggu, November 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Barang Impor Terancam Naik Signifikan

by Mata Banua
20 Juni 2024
in Ekonomi & Bisnis
0
D:\2024\Juni 2024\21 Juni 2024\7\7\BERITA-FOTO HAL  EKONOMI (21 - Juni )\master 7.jpg
ELEKTRONIK TERGEREK NAIK – Barang elektronik terutama jenis impor bakal tergerek naik, menyusul melemahnya nilai tukar upiah terhadap dolar AS. Pelemahan nilai tukar rupiah sudah tembus ke level Rp16.400 terhadap dolar AS.(foto:mb/ant)

 

JAKARTA – Rupiah terus melemah belakangan ini. Pelemahan nilai tukar rupiah sudah tembus ke level Rp16.400 terhadap dolar AS.

Berita Lainnya

D:\2025\November 2025\3 November 2025 2025\7\7\ft master.jpg

Harga Telur Ayam Ras Masih Mahal

2 November 2025
D:\2025\November 2025\3 November 2025 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Harga Emas Kembali Turun

2 November 2025

Melemahnya rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga barang hingga komoditas, terutama pada barang yang diimpor dari luar negeri.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira pun merinci daftar barang yang diprediksi mengalami keaikan harga.

Pertama, barang elektronik seperti laptop, handphone, aksesoris. Ia mengatakan barang-barang elektronik ini akan mengalami kenaikan harga lantaran sebagian besar barang elektronik Indonesia adalah impor.

“Kemudian kedua adalah peralatan rumah tangga. AC, kulkas, TV, itu juga komponennya masih banyak mengandalkan impor yang terpengaruh pelemahan nilai tukar,” kata dia Kamis (20/6).

Ketiga, suku cadang kendaraan bermotor, yang sebagian besar juga bisa terpengaruh oleh fluktuasi kurs. “Kendaraan bermotor sendiri, baik mobil, motor, kemudian juga truk, atau kendaraan niaga ini juga mengalami penyesuaian harga, tentunya karena biaya produksi yang naik,” jelas Bhima lebih lanjut.

Keempat, bahan pangan. Bhma menjelaskan sebagian besar komoditas pangan, seperti kedelai, jagung, bawang putih dan gandum, bisa saja mengalami penyesuaian harga seiring dengan pelemahan rupiah.

Kelima, produk yang terkait dengan energi, seperti BBM, listrik, hingga LPG non-subsidi. Menurut dia, produk energi rentan mengalami penyesuaian harga karena kurs rupiah menjadi salah satu faktor yang berpengaruh.

Senada, Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho pun menjelaskan produk-produk yang memiliki komponen impor yang tinggi harganya berpotensi mengalami kenaikan.

Apalagi, data BPS pada Mei 2024 silam menunjukkan bahwa impor bahan baku Tanah Air mencapai US$14,1 miliar atau 72,6 persen dari total impor.

“Artinya, pelemahan rupiah membawa dampak yang cukup signifikan terhadap produk-produk ng notabene kita produksi dan hasilkan di dalam negeri,” ujar dia. “Tidak hanya itu, industri yang ingin ekspansi dan menambah kapasitas produksi juga akan merasakan harga barang modal impor yang mahal jika pelemahan rupiah terus terjadi,” sambungnya. cnn/mb06

 

Tags: Barang ImporBhima YudhistiraDirektur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios)
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper