
SURABAYA – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terus berupaya memperdalam program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) untuk kesejahteraan masyarakat Banua dalam berbagai aspek, termasuk dalam mitigasi bencana dan lain sebagainya.
Seperti banyak daerah lainnya di Indonesia, Kalsel rentan terhadap bencana alam seperti banjir. Rumah yang di bangun atau di renovasi dengan standar yang lebih baik dapat lebih tahan terhadap bencana, sehingga mengurangi kerugian dan kerusakan di masa depan.
Untuk itu, Komisi III DPRD Provinsi Kalsel mempelajari hal tersebut ke berbagai daerah yang di anggap sukses dalam program RTLH, salah satunya ke DPRD Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Selasa (11/6).
“Alhamdulillah, dari pertemuan ini kami mendapat banyak masukan-masukan bagaimana Kota Surabaya ini mempercepat pencapaian target dengan memperkuat fungsi pengawasan. Nanti kami juga mencoba mendorong agar bisa menganggarkan lebih untuk per satu buah rumah, supaya bisa di lengkapi dengan sanitasinya,” ujar Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel H Gusti Abidinsyah.
Kedatangan Komisi III DPRD Kalsel ini di terima anggota dari Fraksi Golkar Dr Akmarawita Kadir, yang mengatakan di Surabaya sendiri diberikan nama program Tutilahu atau Rumah Tidak Layak Huni. Ia menyebutkan program ini sudah lama dilaksanakan dan terus berjalan.
“Di Surabaya sendiri Alhamdulillah lancar. Jadi rata-rata setiap tahun 1.000 sekian unit. Namun itu juga kurang karena masih banyak yang membutuhkan, jadi pemerintah kota bekerja sama dengan Pemerintah Pusat agar lebih efektif pelaksanaannya,” jelasnya. rds