Mata Banua Online
Sabtu, Oktober 18, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Tren Kekerasan Anak Beralih ke Kekerasan Seksual

by Mata Banua
9 Juni 2024
in Banjarmasin, Kotaku
0

BANJARMASIN – Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Ban­jarmasin, Susan mengatakan laporan kasus bullying yang kerap terjadi di Banjarmasin sudah menurun. Namun kini lapo­ran dan penanganan kasus ke­ke­­rasan seksual pada perempuan cenderung meningkat.

“Tren kekerasan pada pe­rem­puan sepertinya sejak lebaran Idul Fitri hingga Mei tadi beralih ke kekerasan seksual anak, ini membuat kami miris karena setiap bulan selalu ada,”ungkap Susan, Jumat (7/6).

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\17 Oktober 2025\5\hal 5\qqw.jpg

Pemko Maksimalkan Pengelolaan Aset untuk Tingkatkan PAD

16 Oktober 2025
D:\2025\Oktober 2025\17 Oktober 2025\5\hal 5\Pj Sekda Banjar H Ikhwansyah memberikan sambutan saat membuka kegiatan Aktualisas.jpg

Bakesbangpol Gelar Aktualisasi Nilai Pancasila

16 Oktober 2025

Dalam jeda waktu itu, tren kekerasan seksual anak selalu ada. Bahkan tiga kasus diantara­nya malah dilakukan oleh k­e­luarganya seperti kakek, ayah kandung dan paman.

Meski kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian, pihaknya pun terus melakukan pendampingan terhadap si kor­ban, baik secara psikologi dan hukum.

usan juga menuturkan bahwa pemicu terjadinya kasus-kasus umumnya karena faktor ekonomi dan tingkat pendidikan, serta longgarnya pengawasan orangtua serta keluarga.

“Lemahnya pengawasan orang terdekat serta perkem­bangan teknologi dan alasan ekonomi memang berpengaruh besar terhadap kasus asusila yang terjadi,” bebernya.

Makanya, pihaknya terus gencar mensosialisasikan ke sekolah-sekolah agar penga­wasan ter­hadap anak, teru­tama peng­gunaan sosial media bisa selalu terjaga.

“Kepada si korban, kami langsung melakukan pen­dam­pingan psikologi. Ini bisa sampai empat bahkan lima kali sesi pertemuan pendampingan. Ter­gan­tung dari hasil tenaga ahli psikologi yang memang be­kerjasama dengan UPTD PPA,” jelasnya.

Selain itu, edukasi keluarga juga dilakukan agar bisa menjaga anak tersebut sebagai pelindung di rumah.

Tak hanya itu, ia meminta agar masyarakat, pemerintah maupun aparat penegak hukum bekerja­sama untuk peduli dengan kasus kekerasan seksual inu.

“Ayah bunda sebagai orang terdekat anak agar senantiasa awasi aktivitas anak di ranah media sosial. Termasuk interaksi­nya dengan sesama pengguna baik yang dikenal maupun tak dikenal, demi mencegah potensi kekerasan seksual berbasis online yang menyasar kalangan anak dan remaja. Karena ini tanggung jawab kita bersama,” pungkas Susan. via

 

 

Tags: Kekerasan SeksualUPTD PPA
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper