Selasa, Agustus 19, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Tren Kekerasan Anak Beralih ke Kekerasan Seksual

by Mata Banua
9 Juni 2024
in Banjarmasin, Kotaku
0

BANJARMASIN – Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Ban­jarmasin, Susan mengatakan laporan kasus bullying yang kerap terjadi di Banjarmasin sudah menurun. Namun kini lapo­ran dan penanganan kasus ke­ke­­rasan seksual pada perempuan cenderung meningkat.

“Tren kekerasan pada pe­rem­puan sepertinya sejak lebaran Idul Fitri hingga Mei tadi beralih ke kekerasan seksual anak, ini membuat kami miris karena setiap bulan selalu ada,”ungkap Susan, Jumat (7/6).

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\19 Agustus 2025\5\hal 5\Pembangunan trotoar di jalan Lambung Mangkurat tanpa pelindung.jpg

Rambu Peringatan Proyek Trotoar Sering Hilang

18 Agustus 2025
D:\2025\Agustus 2025\19 Agustus 2025\5\hal 5\Salah satu permainan tradisional diikuti para ASN untuk memeriahkan.jpg

Lomba Antar SKPD, Mengenang Memori Masa Dulu

18 Agustus 2025
Load More

Dalam jeda waktu itu, tren kekerasan seksual anak selalu ada. Bahkan tiga kasus diantara­nya malah dilakukan oleh k­e­luarganya seperti kakek, ayah kandung dan paman.

Meski kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian, pihaknya pun terus melakukan pendampingan terhadap si kor­ban, baik secara psikologi dan hukum.

usan juga menuturkan bahwa pemicu terjadinya kasus-kasus umumnya karena faktor ekonomi dan tingkat pendidikan, serta longgarnya pengawasan orangtua serta keluarga.

“Lemahnya pengawasan orang terdekat serta perkem­bangan teknologi dan alasan ekonomi memang berpengaruh besar terhadap kasus asusila yang terjadi,” bebernya.

Makanya, pihaknya terus gencar mensosialisasikan ke sekolah-sekolah agar penga­wasan ter­hadap anak, teru­tama peng­gunaan sosial media bisa selalu terjaga.

“Kepada si korban, kami langsung melakukan pen­dam­pingan psikologi. Ini bisa sampai empat bahkan lima kali sesi pertemuan pendampingan. Ter­gan­tung dari hasil tenaga ahli psikologi yang memang be­kerjasama dengan UPTD PPA,” jelasnya.

Selain itu, edukasi keluarga juga dilakukan agar bisa menjaga anak tersebut sebagai pelindung di rumah.

Tak hanya itu, ia meminta agar masyarakat, pemerintah maupun aparat penegak hukum bekerja­sama untuk peduli dengan kasus kekerasan seksual inu.

“Ayah bunda sebagai orang terdekat anak agar senantiasa awasi aktivitas anak di ranah media sosial. Termasuk interaksi­nya dengan sesama pengguna baik yang dikenal maupun tak dikenal, demi mencegah potensi kekerasan seksual berbasis online yang menyasar kalangan anak dan remaja. Karena ini tanggung jawab kita bersama,” pungkas Susan. via

 

 

Tags: Kekerasan SeksualUPTD PPA
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA