BANJARMASIN – Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Banjarmasin, Susan mengatakan laporan kasus bullying yang kerap terjadi di Banjarmasin sudah menurun. Namun kini laporan dan penanganan kasus kekerasan seksual pada perempuan cenderung meningkat.
“Tren kekerasan pada perempuan sepertinya sejak lebaran Idul Fitri hingga Mei tadi beralih ke kekerasan seksual anak, ini membuat kami miris karena setiap bulan selalu ada,”ungkap Susan, Jumat (7/6).
Dalam jeda waktu itu, tren kekerasan seksual anak selalu ada. Bahkan tiga kasus diantaranya malah dilakukan oleh keluarganya seperti kakek, ayah kandung dan paman.
Meski kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian, pihaknya pun terus melakukan pendampingan terhadap si korban, baik secara psikologi dan hukum.
usan juga menuturkan bahwa pemicu terjadinya kasus-kasus umumnya karena faktor ekonomi dan tingkat pendidikan, serta longgarnya pengawasan orangtua serta keluarga.
“Lemahnya pengawasan orang terdekat serta perkembangan teknologi dan alasan ekonomi memang berpengaruh besar terhadap kasus asusila yang terjadi,” bebernya.
Makanya, pihaknya terus gencar mensosialisasikan ke sekolah-sekolah agar pengawasan terhadap anak, terutama penggunaan sosial media bisa selalu terjaga.
“Kepada si korban, kami langsung melakukan pendampingan psikologi. Ini bisa sampai empat bahkan lima kali sesi pertemuan pendampingan. Tergantung dari hasil tenaga ahli psikologi yang memang bekerjasama dengan UPTD PPA,” jelasnya.
Selain itu, edukasi keluarga juga dilakukan agar bisa menjaga anak tersebut sebagai pelindung di rumah.
Tak hanya itu, ia meminta agar masyarakat, pemerintah maupun aparat penegak hukum bekerjasama untuk peduli dengan kasus kekerasan seksual inu.
“Ayah bunda sebagai orang terdekat anak agar senantiasa awasi aktivitas anak di ranah media sosial. Termasuk interaksinya dengan sesama pengguna baik yang dikenal maupun tak dikenal, demi mencegah potensi kekerasan seksual berbasis online yang menyasar kalangan anak dan remaja. Karena ini tanggung jawab kita bersama,” pungkas Susan. via