Rabu, Agustus 20, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Membangun Karakter Kaum Muda

by Mata Banua
2 Juni 2024
in Opini
0
D:\2024\Juni 2024\3 Juni 2024\8\8\Muhammad Aufal Fresky.jpg
Muhammad Aufal Fresky (Penulis buku ‘Empat Titik Lima Dimensi’ Universitas Brawijaya, Kota Malang)

 

Benarkah kaum muda akita kehilangan identitas? Apakah betul generasi penerus bangsa sudah mengalami yang namanya krisis karakter? Baiklah, saya tidak ingin serta-merta memberikan kesimpulan secara serampangan. Semisal, dengan menegaskan bahwa seluruh pemuda Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang kehilangan arah dan selalu merasa bingung dengan diri dan masa depannya. Masih banyak pemuda yang memiliki visi besar dan rela turun tangan sebagai pemecah beragam persoalan di tengah masyarakat. Masih banyak pemuda yang peduli terhadap nasib Tanah Air-nya. Namun, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah jumlah pemuda-pemuda progresif tersebut sudah melimpah sehingga memberikan dampak yang sangat signifikan untuk bangsa dan negara ini? Sekali lagi, berbicara pemuda, bukan hanya menyangkut persoalan kuantitasnya. Lebih dari itu berkaitan dengan kualitas yang ada dalam diri pemuda.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\20 Agustus 2025\8\8\Gennta Rahmad Putra.jpg

Dua Sisi Artificial Intelligence dalam Pembangunan Berkelanjutan

19 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Indonesia Masih Dijajah

19 Agustus 2025
Load More

Bagaimanapun juga, pemuda adalah tulang punggung bangsa yang nantinya akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa ini. Pemuda adalah harapan bangsa di kemudian hari. Sudah sepantasnya, pemuda menyiapkan sedini mungkin agar menjadi sosok yang benar-benar diharapakan dan dibutuhkan oleh masyarakat. Jangan sebaliknya, jusstru menjadi beban atau biang keladi segala jenis persoalan. Memang, masa muda adalah masa pencarian jatti diri. Masa di mana seseorang menikmati setiap prosesnya. Bahkan, tidak jarang yang melewati jalan terjal dalam prosesnya tersebut. Hanya saja, perjalanan dalam memantapkan identitas dan jati diri tersebut jangan sampai berlarut-larut. Sebab, waktu muda hanya sebentar dan terbatas. Sekali menyia-nyiakannya, maka tak akan diulang lagi. Sebab itulah, banyak nasihat dan petuah kepada generasi muda agar memanfaatkan setiap momentum hidupnya seoptimal mungkin. Salah satunya yaitu dengan menempa diri agar lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Gemar menimba ilmu, baik di dalam kelas atau luar kelas. Sebab dengan belajar, kaum muda bisa meningkatkan kualitas dirinya. Baik kualitas pemikiran, maupun kualitas karakter.

Terkait pembentukan karakter ini, tidak cukup hanya dengan menjejali otak dengan tumpukan ilmu dan pengetahuan. Dengan kata lain, tidak sebatas belajar di ruang-ruang kelas kepada guru atau dosen. Lebih dari itu, banyak ruang-ruang lain yang bisa menjadikan media atau sarana pembelajaran. Terutama dalam membentuk karakter. Lantas, apa sebenarnya yang dinamakan karakter? Apa pentingnya membentuk karakter pemuda? Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Sehinggaa pemuda yang berkarakter bisa juga diartikan pemuda yang mempunyai tabiat; mempunyai keperibadian, atau mempunyai watak. Kita semua tentunya mendambakan di negeri ini muncul benih-benih pemuda yang berkarakter. Lebih jelasnya lagi yaitu pemuda-pemuda yang memiliki watak yang luhur alias berkepribadian mulia.

Membentuk pemuda berkarakter memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak instan. Butuh proses yang panjang dan lama. Sebab, karakter ini berkaitan dengna siifat, sikap, dan kebiasaan yang berulang-ulang dari manusia. Dan hal itu tidak bisa diamati hanya dalam jangka waktu sehari dua hari atau sebulan dua bulan. Biasanya bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Bahkan pembentukan karakter itu sendiri berjalan seumur hidup. Biasanya, orang akan dikenang atau diberikan stemple sebagai orang yang berkarakter baik setelah meninggal dunia. Namun tak jarang, keperibadian baik seseorang bisa juga dirasakan ketika masih hidup oleh masyarakat sekelilingnya atau orang yang mengenalnya. Sebab itu, sudah saatnya pemuda mulai memantapkan hati dan membulatkan tekadnya untuk menempar diri menjadi pribadi yang mulia. Bermanfaat bagi sebanyak-banyak orang. Menjadi pribadi yang membawa kebaikan Bagai agama, nusa, dan bangsa.

Sungguh, saya semakin optimistik dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 ika sebagian besar, atau bahkan seluruh pemuda di negeri ini sadar betul akan pentingnya membangun karakter diri. Kita tidak kekurangan orang-orang pintar. Stok cendekiawan atau pakar masih cukup banyak. Tapi, yang bangsa ini harapkan adalah hadirnya pemuda-pemuda yang tidak hanya cerdas secara intelektual. Namun nuga juga cerdas emosional dan spiritual. Artinya, tidak hanya pintar, tapi juga benar. Memiliki keberanian untuk berkata dan bersikap jujur kapan pun dan di mana pun. Tidak peduli risiko yang dihadapi. Pemuda-pemuda yang semacam ini biasanya komitmen terhadap nilai-nilai kejujuran. Memiliki integritas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Sekali lagi, kita mendambakan pemuda yang tidak hanya mampu berkoar-koar terkait persoalan bangsa. Namun juga memberikan jalan keluar dan bersedia turun tangan menanganinya sesuai bidang dan kemampuannya.

Hemat saya. proses membangun karakter pemuda ditentukan oleh banyak hal. Seperti halnya literatur yang dibaca, lingkungan pergaulan, media massa, pendidikan, pengalaman hidup, guru-gurunya, dan sebagainya. Dalam tulisan ini saya hanya ingin sediki mengulas terkait keterkaitan antara pemahamahan akan sejarah bangsa dan pembentukan karakter para pemuda. Artinya kejadian di masa silam terkait perjuangan para tokoh bangsa bisa menjadi pelajaran penting bagi kaum muda untuk membentuk karakternya. Semisal, bagaimana nasionalisme dan patriotisme yang dimiliki oleh pejuang di masa lalu. Perjuangan tanpa pamrih, pengorbanan tanpa berharap balasan apapun, patut menjadi contoh bagi generasi sekarang. Sebab, dengan begitu anak-anak muda segara bisa lebih menghargai jasa-jasa pendahulunya. Dengan berkaca pada sejarah bangsa, anak-anak muda bisa lebih mengenal identitas dan jati dirinya sebagai sebuah bangsa. Dari kejadian di masa lampau kita bisa mengetahui dan mengamlakan nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan. Tentunya tidak hanya untuk pemuda itu sendiri. Melainkan untuk kebaikan kita semua. Karakter pemuda akan lebih kokoh dengan memahami sejarah bangsanya. Dengan kekokohan karakter itulah, kita tentunya optimistik akan menjemput Indonesia Emas 2045.

 

 

Tags: Kaum MudaMuhammad Aufal Fresky
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA