Zahra Kamila (HST)
Padahal hakikatnya yang berpendidikan tinggi sudah selayaknya bertakwa tinggi kepada Allah SWT. Mengapa? Sebab akalnya telah terlatih untuk berpikir.
Di zaman ini siapa yang tak ingin menyandang rentetan gelar akademik di belakang namanya. Tentu hampir setiap orang menginginkannya, selain demi prestise juga bermanfaat untuk membangun bargainning diri di tengah -tengah masyarakat.
Masyarakat kita saat ini masih memiliki anggapan bahwa seseorang yang memiliki gelar akademik jauh lebih berkualitas daripada yang tidak. Sehingga, mereka cenderung didengar meski mungkin apa yang disampaikannya tak selamanya benar.
Ya, fakta membuktikan bahwa pendidikan tinggi tak melulu berbanding lurus dengan keimanan dan ketakwaan seseorang. Banyak orang yang menyandang gelar akademik namun dalam hal agama sangat awam. Wujudnya, ia banyak melalaikan perintah Allah SWT dan larangan Allah SWT dalam implementasi kehidupannya nyata.
Beginilah potret buram kehidupan dalam sistem sekularisme. Urusan keduniaan tak boleh dicampur dengan urusan keakhiratan . Islam terdikotomi hanya untuk konsumsi individu. Dunia pendidikan di anggap gagal jika mencampurkannya dengan agama. Padahal justru ketika agama tak terlibat dalam proses pendidikan, output yang dihasilkan hanyalah mereka yang intelektual namun kering spritual.
Betapa banyak kaum intelektual lulusan universitas ternama yang menjadi corong opini bagi ide-ide sesat dan menyesatkan seperti demokrasi, kapitalisme, liberalisme, dan feminisme. Padahal jelas ide-ide tersebut tak bersesuaian dengan ajaran Islam. Betapa banyak pula kaum intelektual yang menjadi figur masyarakat namun dalam kesehariannya jauh dari predikat takwa, memakan riba, membuka aurat, menentang syariat, dan lain-lain.
Padahal hakikatnya seseorang yang berpendidikan tinggi sudah selayaknya juga bertakwa tinggi kepada Allah SWT. Sebab, akalnya telah terlatih untuk berpikir, tentu sudah sepantasnya dia juga sampai pada pemikiran tentang hakikat dirinya sebagai seorang hamba yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dengan demikian sudah saatnya kualitas diri seseorang tak melulu diukur dengan tingginya pendidikannya, tapi dari ketakwaannya saja. Namun bukan pula berarti pendidikan tinggi sama sekali tak penting. Sungguh Allah SWT meninggikan derajat orang -orang yang berilmu. Maka idealnya adalah kita menjadi sosok intelektual yang beriman dan bertakwa. Itulah kemuliaan yang sejati dunia dan akhirat.
“ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal -mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah SWT ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat:13)