
KOTABARU – Keberhasilan kepemimpinan H Sayed Jafar Alaydrus SH sebagai Bupati Kotabaru, selain fokus pengembangan pariwisata dan agrobisnis, infrastruktur menjadi perhatian utama. Ini di mulai pada periode pertama kepemimpinannya pada tahun 2016.
Menurut Kepala Dinas PUPR Kotabaru Sprapti Tri Astuti, anggaran terbesar di tiap SKPD dari awal adanya di PUPR. Saat itu, APBD Kotabaru masih di angka Rp 1,7 triliun. Dinas PUPR sudah mendapatkan alokasi anggaran kurang lebih Rp 250 miliar yang di kanfokus untuk jalan.
Dijelaskannya, infrastruktur jalan memang parah saat itu, sehingga semua di fokuskan untuk perbaikan jalan. Di tahun 2017, kondisi jalan di Sungai Durian cukup parah kerusakannya, bersamaan dengan kerusakan Jembatan Maantam. “Jembatan Maantam rusak, akhirnya akses lewat jalan Sungai Durian,” katanya.

Penanganan langsung dilakukan dengan pemeliharaan bersama dengan Bupati Kotabaru yang waktu itu terus gencar mendekati perusahaan agar membantu, karena APBD Kotabaru terlalu kecil saat itu.
PT KEL (Kalimantan Energi Lestari), Smart dan Minamas, membantu mulai dari BBM (bahan bakar minyak), material, dan lain sebagainya, sehingga sedikit demi sedikit mulai membaik.
Pada tahun 2018, penanganan perbaikan menggunakan APBD dengan alokasi anggaran di gelontorkan kurang lebih Rp 20 miliar, dengan alokasi anggaran dapat menangani perbaikan jalan kurang lebih 4 km.
“Jadi beliau itu (bupati) memang gencar mencari anggaran selain APBD. Kalau kita cuma APBD pasti tidak mungkin, karena kita punya 1.200 km panjang jalan,” jelasnya.
Ia menyebutkan, kerusakan jalan saat itu cukup tinggi persentasenya, sehingga segala macam anggaran harus dimanfaatkan, dari APBD, DAK, perusahaan, dan lainnya. “2017, 2018, 2019 hingga 2020, Jalan Sungai Durian terus-menerus di perbaiki,” kata kadis PUPR.

Selain Sungai Durian, jalan Pamukan Utara dan Selatan juga menjadi fokus. Di tahun 2020, Pamukan Selatan dapat anggaran pekerjaan yang juga luar biasa besar.
Sementara, Tanjung Samalantakan menuju arah Sukadana yang cukup parah jalannya, di alokasikan kurang lebih Rp 25 miliar untuk pekerjaan pengerasan hingga bisa di lewati mobil minimal kecepatan 60 km/jam.
Masih di periode pertama (tahun 2019), juga digelontorkan anggaran kurang lebih Rp 40 miliar untuk pekerjaan jalan Lontar-Tanjung Seloka. Dari Ale-ale hingga Tanjung Seloka dilakukan pekerjaan pengaspalan, termasuk dari Tanjung Seloka arah ke Lontar.
“Jadi 40 miliar sekian kalau tidak salah saat itu dilakukan pengaspalan, Alhamdulillah setelah bertahun-tahun, jalan Tanjung Seloka tidak pernah merasakan aspal akhirnya teraspalkan di tahun 209,” terangnya.
Di tahun 2024, dengan sering berkoordinasi ke balai jalan, kementerian PUPR, didapatkan lagi dana IJD langsung berdasarkan SK dari presiden. “Di Kalsel tahun ini cuma lima kabupaten yang dapat, salah satunya Kotabaru,” jelasnya.
Untuk tahap pertama di tahun 2024 mendapat kurang lebih Rp 27 miliar, di tahap kedua akan di gelontorkan lagi kurang lebih Rp 30 miliar.
Harapannya, jalan akses Tanjung Serdang-Lontar mulus, sebab ada lima kecamatan yang sering di lewati karena, banyak produk-produk ekonomi dan pariwisata yang bisa mendukung perekonomian Kotabaru. bet/mb06