
BANJARMASIN – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin memastikan pelayanan tera ulang timbangan tetap maksimal, meski penarikan retribusinya dihapus alias gratis.
Sesuai ketetapan Undang-Undang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD) Nomor 1 Tahun 2022, retribusi tera ulang dihapus untuk menjaga kuantitas dan kepuasan konsumen.
Wakil Walikota Banjarmasin Arifin Noor mengatakan, dalam setiap ukuran haruslah jujur dan akurat. Meski gratis dalam pengukuran tera ulang timbangan, dia berharap pedagang dan pelaku usaha yang menggunakan alat ukur secara rutin melakukan tera ulang.
“Kita meminta kerja samanya agar menggunakan alat ukur yang sesuai dengan ketentuan. Tujuannya tentu untuk memberikan perlindungan kepada konsumen,” ucap Arifin di sela Sosialisasi Kemetriologi mengenai pengujian tangki ukur mobil (PTUM) dan pompa ukur bahan bakar minyak (BBM) kepada sejumlah pelaku usaha SPBU di salah satu hotel Banjarmasin, Senin (27/5).
Dalam sosialisasi tersebut, pemko mengumpulkan pelaku usaha, terutama pengusaha SPBU di Banjarmasin.
Arifin pun bersyukur selama ini upaya Disperdagin Kota Banjarmasin dalam mengontrol atau tera ulang alat ukur di lapangan, tidak ditemukan ada yang nakal atau curang.
Sementara, Kabid Kemetrologian Disperdagin Banjarmasin, Kusmarini mengungkapkan sejauh ini belum ada ditemukan pedagang maupun pelaku usaha nakal memainkan alat ukur timbang yang digunakan.
“Selama rutin kita lakukan pengawasan di lapangan, Alhamdulillah tidak ada temuan,” kata Rini sapaan akrabnya.
Apalagi, semenjak tera ulang tidak dipungut retribusi maka uji pengukuran alat timbang atau tera ulang sangat diminati, terutama kalangan pedagang pasar tradisional. “Semenjak digratiskannya para pedagang berbondong-bondong melakukan tera ulang alat ukur timbang miliknya dengan senang hati,” katanya.
Tidak seperti dulu, saat ditarik retribusi terkadang ada pedagang yang memiliki dua alat timbang tidak mengukur keduanya melainkan satu saja. “Kalau sekarang mereka malah bersedia dan menyerahkan timbangan kedua duanya untuk diukur,” tuturnya.
Adapun sosialisasi kemetriologi ini, lanjutnya, rutin dilaksanakan dari berbagai sektor yang menggunakan alat ukur. “Rutin dilaksanakan. Namun memang peserta bergantian sesuai kebutuhan saat,”tutupnya. via