
BANJARMASIN – Delegasi negara Brazil dalam World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali memiliki ketertarikan ingin mengadopsi teknologi pemanfaatan air yang dimiliki Tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.
Kepala Unit Penunjang Akademik Lingkungan Lahan Basah ULM Maya Amalia mengatakan, teknologi unggulan pemanfaatan air milik ULM yang dipamerkan dalam WWF ke-10 itu terdiri atas dua karya, yakni dari Fakultas MIPA ULM yaitu berupa alat Water Treatment hasil karya Dosen Totok Wianto dan tim yang mampu menjadikan air gambut menjadi air layak minum dengan kapasitas antara 1 hingga 2 liter/menit.
“Alat ini andal untuk peralatan setelah kejadian bencana hidrologi seperti banjir, karena juga dilengkapi dengan solar sel (sel surya) yang mampu mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,” jelasnya, Senin (27/5).
Kemudian, karya lainnya yaitu pupuk organik berbahan baku Eceng Gondok karya dari Fakultas Pertanian ULM yang diketuai Dosen Dessy Maulidya Maharani beserta tim.
“Kedua produk ini telah kami tampilkan pada ajang WWF ke-10 di Bali beberapa waktu lalu. Kami berkolaborasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III,” katanya.
Maya menjelaskan, delegasi dari berbagai mancanegara khususnya Brazil memiliki ketertarikan, karena kedua karya itu memiliki ciri khas tersendiri. Terlebih, alat water treatment juga mendapat perhatian khusus dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) beserta Balai Wilayah Sungai dari berbagai provinsi.
Ia juga mengungkapkan telah menjalin koordinasi dengan beberapa perwakilan mancanegara dan Balai Wilayah Sungai provinsi lain untuk mengembangkan kedua karya unggulan itu bersama tim pakar dari ULM.
Menurutnya, perwakilan dari Brazil menyatakan ketertarikannya untuk memanfaatkan kedua karya itu dalam pemanfaatan air di negara mereka, sehingga terjalin komunikasi agar ke depan dua teknologi itu dapat lebih dikembangkan.
Ia menyatakan bahwa kesempatan ULM terlibat dan ikut serta pada WWF ke-10 di Bali telah berdampak baik terhadap misi ULM dalam menuju World Class University.
“Kami berharap melalui koordinasi dengan para delegasi kegiatan WWF ke-10 di Bali, teknologi karya dari ULM ini dapat semakin berkembang untuk kebutuhan akademik maupun non-akademik,” pungkasnya. ant