Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

WHO Desak Warga Eropa Kurangi Konsumsi Garam

by Mata Banua
19 Mei 2024
in Mozaik
0
D:\2024\Mai 2024\20 Mei 2024\11\Halaman 1-11 Senin\who.jpg
(foto:mb/web)

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (15/5/2024) mendesak warga Eropa untuk mengurangi makanan asin seperti garam. Makanan tersebut dianggap menjadi penyebab utama tekanan darah tinggi serta kematian akibat penyakit kardiovaskular (CVD).

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\masak.jpg

Masak Sambal Bikin Bersin, Ini Trik Jitu Mengatasinya

1 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\5 manfaat.jpg

5 Manfaat Tidur Siang Pendek Menurut Riset Kesehatan

1 Juli 2025
Load More

WHO menyebut faktor tersebut menyumbang hampir 43 persen kematian di Eropa. Kantor Regional WHO untuk Eropa memperkirakan bahwa mayoritas warga di wilayah tersebut mengonsumsi garam jauh lebih banyak dari jumlah maksimum yang disarankan per hari, yakni sekitar satu sendok teh.

Makanan pinggir jalan dan makanan olahan kerap menjadi penyebab utamanya. “Empat juta, jumlah yang mengejutkan, adalah jumlah kematian yang disebabkan penyakit kardiovaskular setiap tahun–terutama pada kaum pria. Implementasi kebijakan yang ditargetkan untuk mengurangi konsumsi garam sebesar 25 persen dapat menyelamatkan sekitar 900 ribu nyawa akibat CVD pada 2030,” kata direktur WHO regional Hans Kluge.

Pria berusia 30-69 tahun dua kali lebih berpotensi meninggal akibat serangan jantung, stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya dibanding wanita pada usia yang sama. Sementara, masyarakat di Eropa timur hampir lima kali lebih memungkinkan meninggal akibat penyakit kardiovaskular dibandingkan masyarakat di Eropa barat. Salah satu solusi untuk masalah tersebut yakni dengan mewajibkan pengurangan kadar garam pada makanan olahan dan memperbaiki pelabelan, yang memerlukan kerja sama dengan industri makanan lantaran makanan dengan kandungan garam yang tinggi cenderung menghasilkan keuntungan terbanyak, seperti diakui badan kesehatan PBB tersebut.ant

 

Tags: Darah TinggiGaramWHO
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA