
MARTAPURA – Untuk menangani masalah stunting (gangguan pertumbuhan pada anak) dibutuhkan kerja sama dan komitmen semua elemen masyarakat.
Hal ini ditegaskan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar Hj Nurgita Tiyas saat Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang diprakarsai Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) di Hotel Grand Qin, Selasa (23/4).
“Penanganan stunting membutuhkan kerja sama dan komitmen dari semua elemen masyarakat,” ujar Nurgita.
Nurgita yang bertindak sebagai narasumber dalam acara yang dibuka Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyie ini mengingatkan, pentingnya kolaborasi antara TP PKK dan instansi terkait lainnya dalam menangani masalah stunting.
Menurutnya, dengan kolaborasi tersebut dapat menghasilkan program dan kegiatan yang tepat, untuk menekan penurunan angka prevalensi stunting yang cukup tinggi di Kabupaten Banjar.
“Peran PKK kedepan untuk mencapai target nasional penurunan stunting menjadi 14 persen, salah satunya adalah berperan aktif melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang sehat serta pola asuh anak,” ujarnya.
Kepala Dinsos P3AP2KB Banjar Dian Marliana mengatakan, berdasarkan data pada Maret 2023, prevalensi stunting tertinggi di Kabupaten Banjar adalah wilayah Kecamatan Paramasan. Sedangkan, terkait partisipasi masyarakat hadir di posyandu yang paling rendah juga kecamatan tersebut.
Sesuai arahan Ibu Ketua TP PKK Kabupaten Banjar, pihaknya akan bergerak bersama seluruh SKPD yang terlibat, melakukan pelayanan dan pemberian bantuan atau apapun bentuk kegiatannya, untuk dapat menurunkan angka stunting di wilayah Kecamatan Paramasan, jelas Dian.
Saat ini pihaknya telah melaksanakan rembuk stunting di tingkat kecamatan, dari hasil tersebut kendala apa yang ada di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa akan dibahas pada rembuk stunting kabupaten.
“Kendala kita yang paling utama sebenarnya bukan hanya berkaitan dengan pemberian makanan, tetapi juga pola asuh dan perilaku hidup bersih dan sehat,” ujar Dian. ril/dio