
BANJARMASIN – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memprediksi intensitas politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 ini semakin meningkat.
Karena tidak adanya calon incumbent, sehingga banyaknya bakal pasangan calon (balon) kepala daerah baru bermunculan baik pada Pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati se Provinsi Kalimantan Selatan.
Anggota Bawaslu Kalsel Thessa Aji Budiono mengatakan, salah satu tugas Bawaslu adalah mengidentifikasi kerawanan menyongsong Pilkada. Ini berkaca pada Pilkada sebelumnya yakni di tahun 2020 lalu.
“Kita melihat intensitas perpolitik di Kalsel pada setiap periode pelaksanakan Pilkada, khususnya Pemilihan Gubernur biasanya semakin tinggi,” ujar Thessa Aji Budionio di sela kegiatan Rapat Koordinasi evaluasi hasil pengawasan dan pencegahan pada tahapan pemungutan dan penghitungan hasil perolehan suara Pemilu 2024 di Provinsi Kalsel di Hotel Aria Barito di Banjarmasin, Kamis (18/4) siang.
Tanpa adanya incumbent di pilgub, tentuy persaingan-persaingan itu semakin ketat. Tapi, menurutnya, para peserta Pilkada sudah lebih memahami hal-hal yang menjadi pelanggaran pemilu. Pada Pilkada tahun 2020 misalnya, ada kejadian saling melaporkan.
“Kita prediksi bisa saja itu terjadi lagi pada Pilkada 2024 ini,” tambahnya.
Apalagi sampai saat ini semakin bertebaran siapa saja yang menunjukkan bakal calon kepala daerah. Jadi, jelas persaingan semakin lebih merata dan lebih adil, karena calon incumbet sudah tidak ada lagi. Masing-masing bakal calon menilai keadaan yang sama tanpa adanya calon incumbent.
Untuk itu, Bawaslu melaksanakan Rapat Koordinasi evaluasi hasil pengawasan dan pencegahan pada tahapan pemungutan dan penghitungan hasil perolehan suara Pemilu 2024. “Semoga menyongsong Pilkada hingga penyelenggaraannya nanti bisa lebih baik,” harap Thessa Aji Budiono. rds