
BANJARMASIN – Sekitar 60 ribu pelanggan terdampak atas gangguan atau kebocoran pipa air milik Balai Pengelola Air Minum (BPAM) Banjarbakula.
Kebocoran pipa induk penyalur air baku dari Waduk Riam Kanan yang dikelola Dinas PUPRP Pemprov Kalsel ini pun hingga sekarang masih dilakukan perbaikan.
Krisis air bersih ini sudah berlangsung lebih dari sepekan dan menjadi keluhan para pelanggan. Apalagi, sebagian masyarakat belum mendapat penjelasan resmi dari BPAM Banjarbakula tentang perbaikan pipa air baku yang bocor tersebut dan estimasi penyelesaian.
Sejumlah awak media berupaya menncari informasi ke Kantor BPAM Banjarbakula di Pinus Banjarbaru. Namun pihak manajemen tak bisa ditemui.
Untuk mendapatkan informasi dalam mengatasi kesulitan air bersih akibat kebocoran pipa utama air baku BPAM Banjarbakula ini dilakukan konfirmasi ke PTAM Intan Banjar di Banjarbaru.
Direktur Teknik PTAM Intan Banjar, Machmud Mansyur mengatakan, kebocoran pipa di daerah Mandikapau Riam Kanan berdampak kepada sekitar 60 ribu pelanggan mereka.
“Ada dua wilayah yang terdampak akibat kebocoran pipa ini, yakni pelanggan di Banjarbaru dan Martapura. Kondisi ini berdampak terhadap 60.000 pelanggan,” ujarnya, Selasa (16/4) seperti dikutip jejakrekam.com.
Ia mengatakan, pengaliran yang biasanya dilakukan PTAM Intan Banjar melalui suplai air curah BPAM Banjarbakula sebesar kurang lebih 500 liter per detik, membuat kapasitas produksi mengalami penurunan kurang lebih menjadi 290 liter per detik dengan memanfaatkan intake emergency dari saluran irigasi.
“Terkait dengan adanya gangguan pipa air baku ini, melalui BPAM Banjarbakula juga kami meminta izin ke BWS menggunakan intake lama, yang dulu pernah kita gunakan sebagai sumber air dari saluran irigasi,” jelasnya.
Untuk antisipasi kekurangan air, sebut dia, pihaknya bekerjasama dengan BPAM Banjarbakula menyediakan mobil tangki untuk pelanggan yang memang tidak menerima aliran dari PTAM Intan Banjar dimana ada 3 tangki, dan dari BPAM Banjarbakula ada 15 tangki untuk mengirim air ke pelanggan yang airnya tersendat.
Ia menyampaikan, kebocoran pipa BPAM Banjarbakula tersebut terjadi sejak 8 April 2024. “Kejadian kebocoran pada 8 April sekirar jam 4 subuh,” jelasnya.
Machmud berharap, pelanggan Intan Banjar tetap bersabar dan memaklumi, karena pihaknya akan terus berusaha agar bisa menangani kondisi ini.
“Kebocoran pipa ini sudah dua kali. Kami berharap pemerintah melalui BPAM Banjarbakula memiliki intake cadangan untuk memenuhi kebutuhan pasokan air ke pelanggan,” harapnya.
Ia menambahkan, melalui rapat koordimasi dengan dinas PUPR, Kementrian PUPR dan BWS, pihaknya sudah menyampaikan, bahwa untuk langkah darurat ada sumber air terdekat, yakni saluran irigasi.
“Kalau bisa pemerintah mengijinkan dijadikan intake cadangan, karena tidak ada pilihan lain selain saluran irigasi terdekat,” tutupnya.
Dari situs Kementerian PUPR disebutkan, pembangunan BPAM atau SPAM Banjarbakula keseluruhan menelan biaya Rp 787 miliar dengan manfaat masyarakat yang terlayani 60.353 Sambungan Rumah (SR).
Balai Pengelolaan Air Minum (BPAM) Banjarbakula mempunyai tugas melaksanakan analisis ketersediaan air baku dan kebutuhan air curah. Selain itu juga memproduksi dan mendistribusikan air curah kepada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten/ Kota. jjr