
KE masjid nga subuh tadi kamu Din? Oh ya ke masjid, aku duduk di shaf pertama sejajar dengan ustadz yang akan menyapaikan kuliah subuhnya.
Ceramahnya bagaimana, raminga? Oh rami tidak rami itu soal lain.Semua ustadz meyampaikan materinya terait ibadah puasa ngak ada yang lain, momentum soalnya. Waaah, hebat kamu Din.Mungkin itu hudah merupakan kebiasaanmu sejak kecil, kamu dididik oleh orang tuamu. Selamat Din.
Itulah sedikit obrolan tentang kuliah subuh. Setiap kali tiba, Ramadhan selalu mengingatkan kita pada suatu kegiatan yang disebut kuliah subuh. Kegiatan ini digelar di tempat-tempat ibadah sesudah shalat subuh dan tampak membumi di lingkungan umat Islam, terutama di Kalimantan Selatan yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dirangkai dengan kewajiban melaksanakan shalat subuh berjama’ah, berikut dimulai sesudah wiridan.
Kalimantan Selatan penduduknya mayoritas beragama Islam dan dikenal fanatik menjalankan ajaran agama mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pada tiga bulan dalam setahun kegiatan keagamaan di sini selalu semarak; Rabiul Awwal karena pada bulan ini banyak digelar peringatan kelahiran nabi Muhammad saw, Rajab, pada bulan ini banyak digelar peringatan Isra dan mi’raj beliau, dan pada bulan Ramadhan, selain puasa Ramadhan, digelar juga berbagai kegiatan keagamaan, seperti shalat Tarawih, buka puasa bersama, pesantren Ramadhan, kuliah subuh, dan lain-lain.
Sebagai daerah yang penduduknya mayoritas beragama Islam, tempat-tempat ibadah, jumlahnya juga banyak; di sini tempat ibadah -mungkin- kurang lebih sama dengan di Mataram, ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat yang dikenal sebagai kota seribu masjid. Di mana-mana ditemukan tempat ibadah, kalau tidak masjid, langgar atau mushalla.
Pada bulan Ramadhan tempat-tempat ibadah seperti masjid, dan langgar, ramai dikunjungi orang untuk beribadah di dalamnya, termasuk waktu subuh untuk shalat subuh berjama’ah. Para ulama, kiyai, ustadz, dan guru-guru agama diminta tenaga dan pikiran mereka; membimbing umat menyampaikan kuliah subuh. Bimbingan ini tentu sangat bermanfaat guna memperbesar kesadaran mereka untuk memanfaatkan momentum Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Selain orang-orang dewasa, anak-anakpun tampak terlihat ikut meramaikan kegiatan kuliah subuh. Sesudah makan sahur, mereka beramai-ramai berjalan menuju tempat ibadah di lingkungan mereka, bahkan di antara mereka pergi ke masjid yang jauh. Jalanan -subuh-subuh- itu selalu terlihat ramai.
Suasana seperti ini tidak ditemukan di luar Ramadhan. Sayangnya, tradisi kuliah subuh tidak banyak dilaksanakan di luar bulan ini; mungkin karena kegiatan seperti ini dianggap kegiatan khas subuh Ramadhan. Ayu! Hadiri kuliah subuh. (*)