
JAKARTA – Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan memastikan tak ada bahan pokok (sembako) yang stoknya langka, namun ia tak menampik harganya yang mahal.
“Jadi misalnya seperti beras. Beras ada. Banjir malah. Beras SPHP dan medium itu banyak di pasar,” kata Zulhas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI.
Namun, kata Zulhas justru masyarakat yang tak banyak mengkonsumsi beras medium dan SPHP. Masyarakat mayoritas memilih beras seperti rojo lele, pandan wangi dan kelas premium yang memang biasa dipasok petani lokal, khususnya saat panen raya.
“Memang kita harapkan publik membeli beras SPHP dan beli beras medium. Yang dibeli maunya masyarakat maunya beras lokal, ya jadi mahal lah yang produksi saat ini,” kata Zulhas.
Zulhas mengatakan saat ini rerata harga beras medium berada di angka Rp 14 ribu per kilogram. Sedangkan beras SPHP atau beras bulog sebesar Rp 11 ribu per kilogram.
Kondisi harga yang melonjak seperti ini dipengaruhi oleh el nino dan musim kemarau panjang. Hal ini menyebabkan pergeseran masatanam dan panen raya.
“Kenaikan elnino, musim kemarau panjang jadi musim tanamnya bergeser. Harusnya januari februari panen raya, ini mundur kira kira sekarang sudah, tapi belum panen raya. Nah ini april dan mei baru akan panen raya,” kata Zulhas.
Sementara itu, warga Lubuk Basung, Kabupaten Agam, keluhkan harga cabai merah kriting yang merangkak naik awal Ramadan 1445 Hijriah. Di pasar tradisional Lubuk Basung harga cabai merah kriting tembus Rp 120 ribu per kilogram.
Seorang warga Lubuk Basung, Wiwik mengaku kaget dengan melambungnya harga cabai merah kriting di pasar. “Tadi kita ke Pasar Balai Selasa, harga cabai merah kriting Rp120 ribu per kilogram. Kenaikannya sangat tinggi dibanding Minggu kemaren,” Wiwik.
Pada Ahad lalu katanya, harga cabai merah keriting Rp 88 ribu per kilogram. Selang beberapa hari saa, kini naik jadi Rp 120 ribu per kilogram. “Kita tidak tahu apa penyebabnya. Karena butuh, mau tidak mau kita terpaksa membelinya untuk kebutuhan,” ucap Wiwik.
Ia khawatir harga cabai merah kriting ini akan terus melonjak karena sekarang saja masih awal Ramadhan. Ia memprediksi akan engalami kenaikan lagi jelang Idul Fitri yang biasanya juga alami kenaikan harga. “Jika harga ini bertahan atau naik, tentu sangat menyusahkan bagi masyarakat,” kata Wiwik.
Kenaikan harga cabai merah kriting ini juga terpantau di Kecamatan Palupuh, mencapai Rp130-Rp140 ribu per kg. Aziza, warga alupuh, mengaku kesusahan bila harga cabai melambung tinggi seperti ini.
Baginya kebutuhan masyarakat pada Ramadhan ini selain cabai juga banyak yang lain. Sehingga dengan naiknya harga cabai, ia takut jadi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. “Apalagi bagi kami pedagang kecil-kecilan naikny cabai juga menyulitkan
usaha kami,”ucap penjual kuliner tersebut. rep/mb06