
BANJARMASIN – Pemerintah terus melakukan pengawasan makanan berbahaya yang mengandung bahan kimia. Tak hanya bahan pokok di pasar tradisional, pengawasan juga dilakukan di lingkungan sekolah, khususnya jajanan di kantin ataupun jajanan bergerobak yang biasanya mangkal di depan halaman sekolah.
Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, pentingnya tes kit (alat deteksi cepat) pada makanan di sekolah, karena dia tak ingin generasi muda nanti akan merasa dampak buruk dari bahan kimia.
“Dampak bisa saja beberapa tahun kemudian, sering sakit-sakitan akibat makanan yang mungkin masih ada pengawet atau pewarna,” jelasnya, usai menghadiri Advokasi Program Prioritas Nasional Keamanan Pangan Terpadu, di Banjarmasin, Selasa (5/3).
Menurutnya, pemeriksaan jajanan sekolah ini sebagai pengawasan intensif agar benar- benar terjamin aman dari bahan berbahaya. “Harus dicek juga. Jangan sampai karena di luar lingkungan sekolah jadi di luar pengawasan kita,” ujar Ibnu.
Apabila dalam tes kit itu ditemukan bahan berbahaya dari makanan atau minuman yang dijual. Maka penjual nantinya akan diberi teguran dan edukasi.
“Kita tidak ingin mencari salah orang dan memenjarakannya. Jadi jika ditemukan dipanggil dan diedukasi kepada penjual agar tidak menggunakan bahan berbahaya untuk jualannya,” jelas Ibnu.
Hal itu, lanjutnya, sebagai upaya menyelamatkan generasi penerus dari penyakit yang ditimbulkan dari bahan berbahaya yang dikonsumsi dalam jangka panjang.
“Jangan sampai 5 sampai 10 tahun yang akan datang, akumulasi dalam tubuhnya menimbulkan berbagai penyakit yang tidak dikehendaki,” tuturnya.
Di sisi lain, berdasarkan laporan BPOM Kota Banjarmasin, saat ini sudah sangat sedikit ditemukan bahan berbahaya seperti formalin di pangan yang beredar di kota ini. via