Sabtu, Agustus 23, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Polusi Udara Pengaruhi Tingkat Hospitalisasi Penyakit Kardiovaskular

by Mata Banua
29 Februari 2024
in Mozaik
0
D:\2024\Maret 2024\1 Maret 2024\11\Halaman 1-11 Jumat\polusi.jpg
(foto:mb/webb)

 

Polusi udara terkait dengan risiko kesehatan yang signifikan pada semua kelompok usia seperti diungkapkan para peneliti bahwa paparan berkepanjangan terhadap polutan udara partikulat halus (PM2.5) dapat meningkatkan risiko hospitalisasi akibat penyakit kardiovaskular di kalangan orang dewasa atau tua.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\22 Agustus 2025\11\Halaman 1-11 Jumat\6 minuman.jpg

6 Minuman Penambah Tenaga di Pagi Hari, Badan Enggak Bakal Lemas

21 Agustus 2025
D:\2025\Agustus 2025\22 Agustus 2025\11\Halaman 1-11 Jumat\olahraga.jpg

Olahraga Bisa Bikin Kecanduan, Kamu Perlu Tahu Tanda-tandanya

21 Agustus 2025
Load More

Studi di Amerika Serikat yang dipimpin oleh para peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard T.H. Chan mengungkapkan bahwa ketika paparan kronis terhadap PM2.5 berada antara 7 dan 8 mikrogram per meter kubik (µg/m3) tingkat rata-rata nasional, saat ini risiko rata-rata hospitalisasi akibat penyakit kardiovaskular pada orang tua adalah 3,04 persen setiap tahunnya.

Dikutip dari Medical Daily, Senin, dengan menurunkan tingkat rata-rata tahunan PM2.5 dari 7-8 µg/m3 menjadi di bawah 5 µg/m3, hospitalisasi kardiovaskular secara keseluruhan dapat dikurangi sebesar 15 persen.

Rilis temuan studi ini bersamaan dengan pembaruan teranyar oleh Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) tentang Standar Kualitas Udara Ambien Nasional. Standar yang direvisi bertujuan untuk menurunkan tingkat rata-rata PM2.5 tahunan yang diperbolehkan di negara tersebut dari 12 µg/m3 menjadi 9 µg/m3.

“Waktu dari studi kami tidak bisa lebih kritis lagi, dan implikasinya sangat mendalam. Temuan kami mengkuantifikasi manfaat dari menerapkan kebijakan kontrol polusi udara yang lebih ketat bahkan lebih ketat dari standar baru Badan Perlindungan Lingkungan, yang jauh lebih tinggi daripada standar 5 mikrogram per meter kubik yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia,” kata penulis utama Yaguang Wei, peneliti di Departemen Kesehatan Lingkungan.

Temuan tersebut diperoleh setelah menguji catatan rumah sakit dan tingkat paparan PM2.5 dari hampir 60 juta penerima Medicare antara tahun 2000 dan 2016. Para peserta semuanya berusia di atas 65 tahun.

Para peneliti mengembangkan peta prediktif tingkat PM2.5 di seluruh negara dari berbagai sumber data polusi udara dan menghubungkannya dengan kode ZIP tempat tinggal penerima.

Para peserta diikuti hingga masuk rumah sakit pertama kali untuk salah satu dari tujuh subtipe penyakit kardiovaskular (CVD) utama: penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, gagal jantung, kardiomiopati, aritmia, dan aneurisma aorta toraks dan abdominal.

“Studi ini menemukan bahwa paparan rata-rata tiga tahun terhadap PM2.5 berkaitan dengan peningkatan risiko masuk rumah sakit pertama kali untuk semua kondisi kardiovaskular, terutama penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, gagal jantung, dan aritmia. Untuk CVD gabungan, studi ini menemukan bahwa ketika paparan kronis terhadap PM2.5 berada antara 7 dan 8 µg/m3, yang mewakili tingkat rata-rata nasional saat ini, rata-rata risiko hospitalisasi untuk penyakit kardiovaskular pada orang tua adalah 3,04 persen setiap tahun,” demikian bunyi rilis berita tersebut.

Ketika paparan kronis terhadap PM2.5 memenuhi pedoman WHO di bawah 5 µg/m3, risiko hospitalisasi untuk CVD ditemukan sebesar 2,59 persen setiap tahunnya.

Selain itu, para peneliti mencatat bahwa tidak ada ambang batas aman yang ditetapkan untuk paparan kronis terhadap PM2.5.

Risiko kesehatan tetap signifikan setidaknya selama tiga tahun setelah paparan kronis, dengan dampak yang tidak proporsional pada individu dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, akses terbatas ke perawatan kesehatan. ant

 

Tags: KardiovaskularPolusi Udara
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA