Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Antre Beli Beras Bulog, Bertanda Banyak yang Miskin

by Mata Banua
26 Februari 2024
in Ekonomi & Bisnis
0
D:\2024\Februari 2024\27 Februari 2024\7\7\FOTO Ekonomi (27  Feb )\master 7.jpg
BELI BERAS ANTRI – Mahalnya harga pangan membuat daya beli masyarakat menurun. Kalaupun harus dibeli, mereka mengutamakan bahan pokok seperti beras. Rela berdesakan untuk membeli beras bulog yang harganya lebih murah.(foto:mb/web)

JAKARTA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia atau MUI, Anwar Abbas menilai maraknya fenomena warga mengantre untuk membeli beras murah Bulog menandakan masih banyak masyarakat miskin dan berpendapatan rendah di Indonesia.

Dia menjabarkan, untuk membeli beras SPHP Bulog sebanyak 10 kilogram dibutuhkan biaya sekitar Rp106.000. Sementara harga 10 kilogram beras di pasaran saat ini bisa tembus Rp150.000.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Trio Motor Kumpulkan Komunitas Pecinta Honda

1 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\7\7\master 7.jpg

Beras SPHP Mulai Digelontorkan

1 Juli 2025
Load More

Dengan begitu, Anwar menyebut, selisih harga yang diharapkan warga mengantre beras Bulog yakni sekitar Rp44.000. “Jadi kesimpulannya, uang sebesar Rp44.000 itu bagi masyarakat lapis bawah ternyata sangat berarti, mereka rela panas-panasan dan antre berjam-jam. Ini sebuah pertanda bahwa rakyat kita banyak yang miskin dan berpendapatan sangat rendah,” kata Anwar dalam keterangannya.

Menurut Anwar, maraknya warga mengantre beli beras Bulog bukanlah soal harga beras yang melonjak. Dia lebih menyoroti pada persoalan tingkat pendapatan masyarakat yang dominan masih rendah. Musababnya, kenaikan harga beras saat ini justru dianggap menguntungkan petani dan berpotensi mendongkrak minat generasi muda untuk melanjutkan profesi petani.

“Inti dari masalah yang kita hadapi bukanlah pada naiknya harga beras tapi, karena tidak mampunya pemerintah meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat terutama mereka-mereka yang ada di lapis bawah,” jelasnya.

Sebelumnya, operasi pasar beras Bulog di beberapa wilayah diwarnai oleh antrean warga yang mengular. Warga berbondong-bondong untuk membeli beras SPHP Bulog yang harganya lebih murah dari harga beras di pasaran saat ini.

Menyitir Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras medium secara nasional per 26 Februari 2024 pukul 10.49 WIB tercatat sebesar Rp14.310 per kilogram.

Sementara harga beras premium berada di level Rp16.390 per kilogram. Harga beras saat ini sudah jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium, dan Rp13.900-Rp14.800 per kilogram untuk beras premium. Adapun laporan Bulog mencatat hingga 25 Februari 2024, realisasi operasi pasar beras SPHP mencapai 322.930 ton. bisn/mb06

 

 

Tags: Anwar AbbasBeras Bulogmui
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA