Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Deteksi Dini Penyakit Jantung Bisa Cegah Dampak Lanjutan Kasus Jantung Katup

by Mata Banua
21 Februari 2024
in Mozaik
0
D:\2024\Februari 2024\22 Februari 2024\11\Halaman 1-11 Kamis\deteksi.jpg
(foto:mb/web)

 

Deteksi dini terhadap kasus penyakit jantung yang belum bergejala dapat mencegah dampak lanjutan penyakit jantung katup. Hal itu disampaikan oleh Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Amiliana Mardiani Soesanto.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\masak.jpg

Masak Sambal Bikin Bersin, Ini Trik Jitu Mengatasinya

1 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\5 manfaat.jpg

5 Manfaat Tidur Siang Pendek Menurut Riset Kesehatan

1 Juli 2025
Load More

Dia menyebut, berdasarkan data yang dihimpun, terdapat lebih dari 40 persen kasus jantung katup di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, disebabkan oleh Penyakit Jantung Rematik (PJR), hampir 30 persen akibat proses degeneratif pada pasien yang lebih tua. “Khusus untuk penanggulangan PJR, masyarakat dan komunitas kesehatan perlu melakukan tindakan promotif, preventif, edukasi, dan deteksi dini,” kata Amilia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (18/2/2024).

Amilia menjelaskan PJR yang merupakan gejala sisa dari Demam Rematik Akut (DRA) pada masa kanak-kanak berdampak pada usia dewasa muda, terutama pada perempuan, yang dapat menyebabkan berkurangnya individu produktif yang sehat dan timbulnya masalah maternal. Selain itu ia menyebutkan kedua jenis penyakit jantung katup pada dua kelompok usia yang berbeda menyebabkan beban ganda bagi masyarakat dan negara.

“Perbaikan atau penggantian katup secara intervensi bedah maupun non-bedah menyebabkan biaya yang ditanggung negara menjadi sangat tinggi. Pada pasien usia lanjut, risiko tindakan dan keuntungan klinis harus dipertimbangkan, mengingat tingginya risiko pembedahan,” ujarnya.

Hal tersebut, kata dia, disebabkan oleh rekomendasi internasional dalam melakukan intervensi transkateter sebagai alternatif pembedahan untuk mengatasi beberapa kelainan katup. Intervensi transkateter adalah prosedur non-bedah tanpa membuka dinding dada dan jantung yang berbiaya sangat tinggi.

Amilia mengatakan, PJR merupakan penyakit jantung katup yang berawal dari infeksi tenggorok oleh kuman Streptococcus beta hemolyticus grup A yang menimbulkan reaksi inflamasi dan autoimun. Menurutnya, hanya sekitar 1-3 persen kasus PJR yang akan menjadi DRA.

Ia menilai kedua penyakit tersebut ini bisa dicegah. Namun apabila pada pasien DRA tidak dilakukan pengobatan atau pencegahan sekunder yang adekuat, secara perlahan PJR bisa terjadi. “Pada akhirnya diperlukan suatu strategi yang melibatkan komponen masyarakat dan komunitas kesehatan, teknologi, dan ilmu kedokteran, serta pemerintah, untuk menjawab tantangan masalah penyakit (jantung) katup di Indonesia,” ucap Amilia.rep

 

 

Tags: jantungProf Dr dr Amiliana Mardiani Soesanto
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA