Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Semangat Generasi Muda, Wujud Nyata untuk Perubahan Bangsa

by Mata Banua
18 Februari 2024
in Opini
0

Oleh: Nor Faizah Rahmi, S.Pd.I (Praktisi Pendidikan & Pemerhati Remaja)

Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 berkat bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030. Pemuda diharapkan berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia Maju 2045. Jokowi berharap Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang ini melalui dua strategi utama. Pertama, mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia agar siap memasuki pasar tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi. Kedua, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan rakyat melalui eksploitasi sumber daya alam yang dimiliki.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\4 Juli 2025\8\master opini.jpg

Keserentakan Pemilu dan Restorasi Politik Lokal

3 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\4 Juli 2025\8\foto opini 1.jpg

Rencana strategis Sistem Kapitalisme-Harga Beras Meroket, Stok Melimpah?

3 Juli 2025
Load More

Sebagai pemimpin masa depan, pemuda adalah kekuatan yang tak tergantikan dalam mewujudkan visi besar ini. Indonesia Maju 2045 adalah visi kita bersama untuk menciptakan negara yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing di tingkat global.” (Kemenpora, 4-19-2023).

Apresiasi manifesto pemuda oleh pemerintah ini dinilai oleh aktivis muslimah Endiyah Puji Tristanti merupakan perwujudan desain kapitalisme dan keinginan negara imperialis dengan menggunakan rezim yang ada untuk melibatkan pemuda dalam isu-isu negara. Tujuannya agar pemuda merasa telah memperoleh kepercayaan berkontribusi aktif merumuskan berbagai solusi.

“Ada dua strategi yang digunakan rezim. Pertama, membelokkan perjuangan pemuda yang telah melek politik dan menuntut perubahan dunia yang karut-marut akibat penerapan sistem kapitalisme agar mendukung penuh kebijakan rezim neoliberal. Kedua, mencengkeram seluruh potensi pemuda dalam pemberdayaan mereka di seluruh bidang agar tidak keluar dari desain kapitalisme global,” urainya.

Endiyah mengatakan dua strategi ini cukup efektif untuk memperpanjang usia sistem kapitalisme mengingat perjuangan pemuda belum memiliki pemikiran yang bersifat ideologis dan skala sistematis. “Pemuda baru sebatas berpikir parsial sektoral dan cenderung reaktif pragmatis. Selain itu, pemerintah juga berupaya keras tidak memberi ruang kepada pemuda untuk mengomparasi kemampuan ideologi kapitalisme dan ideologi lain, yaitu Islam dalam menjawab isu-isu strategis, skala nasional maupun global,” bebernya.

Ia mengkhawatirkan para pemuda terutama pemuda muslim ditarik untuk berpartisipasi penuh dalam politik sekuler pragmatis tanpa membekali pemuda dengan ideologi Islam.

Endiyah mengatakan, pemuda muslim seharusnya menyadari bahwa sebagaimana kapitalisme dan sosialisme, Islam pun memiliki bangunan sistem kehidupan. Dengan demikian lanjutnya, antara kapitalisme, sosialisme, dan Islam, ketiganya memerlukan institusi politik berupa negara untuk mengejawantahkan asas dan sistemnya dalam kehidupan dunia.

“Perkara ini sangat penting bahkan prioritas untuk disadari pemuda muslim. Pemuda muslim harus mampu menjatuhkan pilihan yang benar bahwa ideologi Islam saja yang layak untuk mereka adopsi. Sebab, hanya ideologi Islam yang bersumber dari wahyu. Juga agar pemuda Islam memiliki “pisau bedah” yang mumpuni untuk menganalisis problem kehidupan secara komprehensif,” ucap Endiyah meyakinkan.

Meski demikian Endiyah mengingatkan, semata memiliki keunggulan ideologis tidak cukup untuk melepas pemuda muslim masuk dalam arena politik riil. “Pemuda muslim sangat membutuhkan bimbingan partai politik Islam ideologis untuk menerjemahkan realitas politik faktual yang kental dengan penyesatan politik. Dengan kesadaran ideologis dan melebur dalam partai politik Islam ideologis, barulah pemuda memiliki keunggulan kompetitif untuk memasuki “sekolah politik” yang hakiki yakni masyarakat,” terangnya.

Endiyah lalu berpesan, di dunia perguruan tinggi, pemuda muslim tidak boleh terkooptasi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan mencetak mahasiswa berkarakter inklusif menghadapi dunia pasca kampus. Dalam kacamata ideologi Islam, MBKM hanya pantas dimaknai menyiapkan mahasiswa menjadi budak korporasi.

“Selama di perguruan tinggi, pemuda muslim juga harus banyak melakukan move politik dan networking. Ada tuntutan ideologi mengimplementasikan global thinking and local acting. Pemuda muslim harus terhubung dengan realitas politik internasional yang melingkupi negaranya. Oleh karenanya, pemuda muslim harus mencari partai politik Islam ideologis yang bersifat internasional. Jadi, pemuda muslim tidak boleh jera mendapatkan label terlibat dengan kelompok transnasional,” pesannya kepada para pemuda.

Kondisi buruk ini harus disadari oleh para pemuda. Sebagaimana dahulu para pemuda Makkah menyadari kerusakan sistem jahiliah yang diterapkan kafir Quraisy kala itu. Era sekarang, para pemuda juga harus sadar bahwa negara ini tidak sedang menuju kemajuan, melainkan menuju jurang kerusakan. Para pemuda tidak sedang dididik untuk menjadi insan cerdas bertakwa, melainkan dirusak agar terjauhkan dari kebangkitan.

Oleh sebab itu, para pemuda butuh adanya perubahan dari kondisi rusak yang ada menuju kebangkitan yang hakiki hingga terwujud kemuliaan umat. Kebangkitan hakiki itu hanya terwujud dengan ideologi Islam yang merupakan satu-satunya ideologi yang bersumber dari wahyu Sang Khalik. Misalnya, sistem pendidikan Islam akan mewujudkan insan yang berkepribadian Islam dan pakar dalam iptek.

Sistem ekonomi Islam akan menyejahterakan setiap rakyat, bukan hanya pihak tertentu. Sistem politik pemerintahan Islam akan membebaskan umat Islam dari penjajahan, baik secara militer maupun nonmiliter. Untuk bisa melakukan perubahan menuju Islam, langkah pertama yang hendaknya dilakukan para pemuda adalah menginstal ideologi Islam pada dirinya dengan terlibat secara aktif dalam pembinaan Islam ideologis. Ini persis sebagaimana halakah yang Rasulullah saw. adakan bersama para sahabat di rumah Arqam bin Abi Arqam.

Di dalam halakah, para pemuda akan mendalami akidah Islam sehingga terbentuk keimanan yang kukuh. Di dalam halakah pula, para pemuda belajar syariat Islam sehingga menjadi pribadi yang bertakwa dan sekaligus mengajak pada ketakwaan. Para pemuda juga akan dibina menjadi sosok berkepribadian Islam.

Pada akhirnya, para pemuda akan memiliki kesadaran untuk berdakwah bersama jemaah untuk mewujudkan perubahan menuju terwujudnya kehidupan Islam, yaitu penerapan Islam kafah dalam institusi Khilafah. Dengan adanya para pemuda dalam barisan dakwah, sebagaimana dahulu para sahabat yang mayoritas pemuda ikut aktif berdakwah bersama Rasulullah saw., kebangkitan Islam akan segera terwujud dan umat Islam akan menjadi umat terbaik. Allah Swt. berfirman,

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” (QS Ali Imran: 110).

Dengan Khilafah, cita-cita menjadi negara maju pun akhirnya akan terwujud nyata. Bahkan, tidak hanya menjadi negara maju, Khilafah akan menjadi adidaya dunia sebagaimana Khilafah Utsmaniyah pernah menjadi jaya pada masanya. Insyaallah akan datang lagi masa itu.

 

 

Tags: generasi mudaNor Faizah RahmiPraktisi Pendidikan & Pemerhati Remaja
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA