
JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyoroti harga beras di pasaran yang terus mengalami kenaikan.
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan menyebutkan harga beras kini semakin tak jelas dan melampaui hrga eceran tertinggi (HET). “Kami mendapati laporan untuk harga beras medium terkerek di Rp 13.500 per kilogram sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 perkilo,” ujar Reynaldi dikutip dari keterangannya, Senin.
Reynaldi pun menyampaikan alasan harga beras yang tak kunjung menyentuh HET karena beberapa faktor. Pertama, ia menilai pemerintah tidak serius dalam pengelolaan beras sejak musim tanam 2022 hingga saat ini. Kondisi ini membuat data produktivitas beras nasional menjadi simpang siur.
“IKAPPI mendorong agar sinkronisasi data antara beras yang disebarkan di masyarakat digunakan untuk bansos dan yang disebarkan untuk pedagang pasar itu penting untuk keberlangsungan pasar agar harga di pasar tidak tinggi,” kata dia.
IKAPPI juga mendorong agar pemerintah berhati-hati dengan lonjakan beras dan ulitnya beras didapati di pasar tradisional. Kondisi ini penting apalagi karena saat ini momen politik yakni musim pemilu.
“Sehingga banyak beras yang di ambil di luar pasar tradisional atau produsen besar. Ini yang harus di jaga oleh pemerintah untuk ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, Peritel saat ini kesulitan mendapatkan suplai beras premium kemasan 5 kilogram. Kesulitan ini dipicu masa panen yang belum datang. Pasalnya, masa panen diperkirakan baru terjadi pada pertengahan Maret 2024.
Selain itu, kesulitan juga terjadi akibat beras tipe medium (SPHP) yang diimpor pemerintah belum masuk hingga saat ini. Kesulitan itu menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga beras.
“Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern dan pasar rakyat,” kata Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey.
Aprindo karena itu meminta pemerintah merelaksasi HET dan harga acuan lainnya agar peritel pat membeli bahan pokok dari produsen. Relaksasi ini pun bertujuan untuk mencegah kekosongan dan kelangkaan bahan pokok. Terlebih katanya pada Februari ini, para peritel mulai melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan Ramadhan dan Idul Fitri di gerai ritel modern. ant/mb06