
Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, sebab guru dapat menetukan berhasil atau tidaknya sebuah proses belajar mengajar. Oleh karenanya seorang guru harus berkualitas, professional dalam mendidik, membimbing, melatih, melakukan evaluasi, serta harus mumpuni dalam segi kreativitas, produktivitas, motivasi, dan inovasi.
Salah satu wujud dari kreativitas dan produktivitas seorang guru adalah menjadi seorang konten kreator. Adanya teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini yang mana membuat guru aktif di media sosial atau platform digital, memunculkan banyak perubahan yang terjadi dan membuat pekerjaan guru menjadi lebih mudah serta memberi manfaat yang lebih luas dengan cara menuangkan isi materi pembelajaran serta ide-ide kreatif yang dikemas menjadi sebuah konten digital yang inovatif, menarik, dan relevan bagi generasi muda.
Pada prinsipnya, seorang guru merupakan manusia pendidik sejati, yang harus terus menerus belajar dan berupaya dalam pengembangan diri serta harus selalu siap menghadapi perubahan zaman sekaligus mengikuti perkembangannya.
Dengan begitu, semangat tinggi guru akan mengikis kendala yang muncul baik kendala itu berupa kendala kecil maupun besar. Selain itu, seorang guru harus siap dengan segala bentuk attitude atau sikap siswa beserta mentalnya. Attitude atau sikap mental dan emosional seseorang terhadap suatu hal atau situasi, sangat penting dalam konteks Pendidikan. attitude atau sikap siswa memiliki dampak signifikan pada proses pembelajaran serta perkembangan pribadi mereka, dan nantinya dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif dan mendukung.
Profesi menjadi seorang guru sekaligus konten creator menumbuhkan berbagai persepsi, baik positif maupun negative tergantung sudut pandang individu. Diantara persepsi positif yang mungkin muncul dapat dikategorikan dalam beberapa unsur berikut :
a.Inovatif dan Kreatif
Guru yang menjadi konten kreator dianggap inovatif dan kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Mereka menggunakan berbagai alat dan media untuk membuat pembelajaran lebih menarik.
b.Aksesibilitas dan Keterlibatan
Konten kreator guru bisa meningkatkan aksesibilitas terhadap materi pembelajaran. Guru yang aktif di media sosial atau platform daring dapat lebih terlibat dengan siswa di luar kelas.
c.Inspiring
Guru yang menjadi konten kreator dapat menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Mereka memberikan contoh positif tentang bagaimana pendidikan dapat diintegrasikan dengan teknologi dan media.
d.Kemampuan Menghadapi Tantangan Modern
Konten kreator guru mencerminkan kemampuan mereka menghadapi tantangan dan perubahan dalam lingkungan pendidikan modern. Mereka memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan metode pengajaran.
e.Memotivasi dan Menginspirasi
Guru yang menjadi konten kreator dapat memotivasi dan menginspirasi siswa melalui presentasi kreatif, cerita pengalaman pribadi, atau proyek-proyek kolaboratif yang merangsang minat belajar.
Adapun persepsi negatif yang mungkin timbul dapat dikategorikan dalam beberapa unsur berikut :
a.Gangguan Terhadap Pembelajaran Tradisional:
Beberapa orang mungkin melihat guru sebagai konten kreator sebagai gangguan terhadap pendekatan pembelajaran tradisional. Mereka khawatir ini dapat mengalihkan perhatian dari metode pengajaran yang sudah teruji.
b.Privasi dan Etika
Terdapat kekhawatiran tentang bagaimana guru memanfaatkan platform media sosial atau pembuatan konten pribadi. Muncul pertanyaan etika dan privasi terkait dengan berbagi informasi pribadi atau pendapat kontroversial.
c.Pembagian Waktu dan energi
Ada kekhawatiran bahwa kegiatan membuat konten dapat mengambil waktu dan energi guru yang seharusnya dialokasikan untuk perencanaan pembelajaran, persiapan kelas, dan interaksi langsung dengan siswa. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas pengajaran di kelas.
d.Kurangnya Pemahaman tentang Keterbatasan Teknologi
Jika guru kurang memahami keterbatasan atau risiko teknologi, ini dapat memunculkan kekhawatiran terkait keselamatan dan privasi siswa.
e.Terlalu Fokus pada Gaya Daripada Substansi
Ada kekhawatiran bahwa beberapa guru mungkin terlalu fokus pada estetika dan gaya presentasi daripada substansi materi pembelajaran.
Beberapa persepsi(baik positif maupun negatif) mengenai guru yang menjadi konten kreator diatas bersifat subyektif, dan tidak semua orang akan memiliki pandangan yang sama.
Beberapa persepsi negatif tersebut juga tidak selalu mencerminkan pandangan umum, banyak guru konten kreator yang berhasil mengatasi berbagai tantangan ini dengan mempertahankan fokus pada kualitas pembelajaran, pengembangan siswa, dan etika profesional. Sementara beberapa kekhawatiran yang tidak diinginkan bisa menjadi relevan, berbagai solusi dan praktik terbaik dapat membantu meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat positif dari peran guru sebagai konten kreator.
Pada intinya, menjadi seorang guru sekaligus konten creator terdapat tantang juga keistimewaan tersendiri. Ketika seorang guru merangkap menjadi seorang konten kreator, yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari aktivitas mereka serta memastikan bahwa fokus utama tetap pada kualitas pengajaran dan kepentingan siswa.