Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Bulan Rajab Momentum Meneguhkan Kebajikan

by Mata Banua
21 Januari 2024
in Opini
0
D:\2024\Januari 2024\22 Januari 2024\8\8\nanang qosim.jpg
Nanang Qosim, S.Pd.I.,M.Pd (Dosen Agama Islam Poltekkes Kemenkes Semarang, Penulis Buku dan Peneliti)

 

Saat ini, umat Islam sudah memasuki bulan Rajab tahun 1445 H. Bulan ini diyakini sangat istimewa dan penuh berkah. Bulan rajab sangat berarti bagi umat Islam, persis dua bulan sebelum datangnya Ramadhan. Yang termasuk bulan suci yang dimuliakan Allah ini (asyhurul hurum) menjadi istimewa karena dijelaskan dalam hadis sebagai bulan Allah.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Transformasi Polri dan Filosofi Kaizen

1 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Polri dan Nilai Ekonomi Keamanan

1 Juli 2025
Load More

Pada bulan ini, Allah memberikan berbagai bentuk ampunan, kasih sayang, anugerah, dan kebajikan kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak ulama menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa sunnah selama bulan Rajab ini.

Top of Form

Jika kita lihat dalam hadis di Kitab Durrotun Nasihin Syaikh Utsman al-Khaoubari dilansir sabda Rasulullah yang menjelaskan bahwa orang yang puasa Rajab sehari saja, maka akan mendapatkan Ridha Allah. Yang puasa dua hari, maka para penduduk langit dan bumi akan mendoakan agar orang tersebut mendapatkan kemuliaan (karomah) dari Allah. Yang puasa tiga hari, maka akan dijauhkan dari bencana dunia dan siksa akhirat.

Yang puasa tujuh hari, maka tujuh pintu neraka jahanam akan tertutup. Yang puasa delapan hari, maka delapan pintu surga akan terbuka. Yang puasa 10 hari, maka permintaannya kepada Allah akan selalu dikabulkan. Sedangkan yang puasa 15 hari, maka dosanya yang lalu akan diampuni dan ditambah dengan berbagai kebaikan dan berkah dari Allah.

Motivasi Umat Islam

Pengajaran Nabi memberikan motivasi bagi umat Islam untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan. Dalam hal ini, Allah memerintahkan manusia untuk bersegera (mubadaroh) menuju ampunan dan surganya yang terbentang luas. Dan seluruh kenikmatan dan surga Allah semata-mata disediakan untuk hamba-Nya yang bertakwa. Ini dijelaskan dengan gamblang oleh Allah dalam surat Ali Imron.

Dengan pintu-pintu keutamaan yang terbuka luas selama bulan Rajab, umat Islam diharapkan untuk konsisten dalam menjalankan segala aktivitas ibadahnya. Mengingat hati manusia cenderung bergejolak dan ragu, penting bagi manusia untuk segera merapikan diri, menetapkan tekad, dan memohon kepada Allah agar hatinya kokoh dalam memegang teguh ajaran agama-Nya. Dengan mempertahankan keteguhan ini, hati manusia akan terjaga dan teguh dalam menjalani prinsip-prinsip agama Allah.

Penataan hati sangat penting, karena hati mansia merupakan pusat seluruh gerakan hidupnya. Baik-buruk tindak laku manusia akan sangat dipengaruhi oleh kondisi hatinya. Dalam hadis, Nabi Muhammad menjaskan bahwa jika hati manusia baik, maka sekujur perilakunya akan menjadi baik. Sebaliknya, jika hatinya buruk, maka sekujur perilakunya akan buruk, tercemar dan merusak yang lain. Bulan Rajab harus kita sambut dengan hati yang bersih. Hati yang selalu meniatkan seluruh perbuatannya hanya kepada Allah, tidak yang lain.

Begitu utamanya bulan Rajab, maka tidak salah kalau Nabi Muhammad membuka pintu Ka‘bah dalam sebulan penuh. Padahal di bulan-bulan yang lain, pintu Ka‘bah hanya dibuka pada hari Senin dan Kamis. Tak lain karena Rajab adalah bulan Allah, dan Ka‘bah adalah rumah Allah (Baitullah). Sangat tepat kalau bulan ini pintu Ka‘bah terbuka selebar-lebarnya untuk berlomba dalam beribadah kepada Allah.

Pintu Ka‘bah yang dimaksud bukan sekadar dalam arti fisik. Melainkan, pintu-pintu menuju kebaikan dan kemaslahatan publik dibuka seluas-luasnya untuk menjadi ajang perlombaan. Perlombaan menegakkan kebaikan di bulanRajabakan menjadi modal berharga dalam melangkahkan cita-cita hidup manusia yang selalu dalam limpahan rahmat dan hidayah-Nya.

Teguhkan Kebajikan

Begitu utamanya bulan Rajab ini, maka tugas umat Islam penerus perjuangan Nabi Muhammad adalah meneguhkan kembali kebajikan universal yang telah termaktub dalam berbagai kitab kebajikan yang diwariskan Nabi Muhammad. Kitab penunjuk untuk mencerahkan jalan masa depan itu terbuka lebar, boleh dikaji dalam perspektif apa pun. Yang penting, memberikan kontribusi besarbagi gerak kehidupan umat manusia.

Momentum meneguhkan kebajikan universal ini menarik dengan menyitir ayat dalam al-Quran berikut: “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu,‘ (QS. An-Nisa‘, ayat 86).

Dalam ayat ini, para ulama menekankan kewajiban untuk menjawab salam, baik dengan balasan yang lebih baik atau setidaknya setara. Rasulullah sangat membenci sikap yang enggan menjawab salam. Hadis menjelaskan bahwa ketika seorang Muslim memberikan salam kepada sesama Muslim, malaikat akan menyebarkan kasih sayang sebanyak 70 kali. Sebaliknya, kaum Muslim yang menolak untuk menjawab salam juga akan mendapatkan laknat sebanyak 70 kali.

Tebarkan Salam

Kapanpun dan di mana pun berada, umat Islam dianjurkan selalu menebarkan salam penghormatan dan kedamaian. Setiap pergerakan hidup yang dijalani diharapkan selalu dihiasi dengan wajahsumringah dan salam kedamaian. Ketika masuk rumah atau meninggalkan rumah, pastikan kita mengulurkan salam. Bahkan ketika anak kecil menebarkan salam, ulama juga menganjurkan agar kita tetap menjawab salamnya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Dengan jalan menebar salam inilah, Rasulullah menjelaskan bahwa surga akan didapatkan. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh, Rasulullah berkata, “Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman (dengan iman yang sempurna). Kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang bila kalian mengerjakannya, maka kalian akan saling mencintai, yakni tebarkanlah salam di antara kalian‘.

Penjelasan Rasulullah menjadi penanda sangat istimewa bagi para penebar salam. Ajaran salam mengandung nilai sangat luhur, sampai Rasulullah menempatkan mereka di surga dengan penuh damai. Sayang, belakangan ini, makna salam belum membumi dalam jati diri umat Islam. Justru, tidak sedikit yang gembira menebarkan teror dan kekerasan kepada saudaranya sesama muslim dan saudara sebangsa sendiri. Lebih menyakitkan lagi, perbuatan itu dijustifikasi sebagai jalan menuju surga. Ini jelas sebuah pendangkalan ajaran agama dan penafsiran ajaran yang tak sehat, pincang.

Ajaran salam yang sudah diteladankan Nabi dan sahabat menjadi catatan penting umat Islam untuk terus menebarkan setiap saat dan di mana pun berada. Saatnya kita berebut dahulu untuk menebarkan salam dan kedamaian. Niscaya kita akan menemukan hidup damai, saling menyayangi, dan saling bersyukur. Pastilah, bila kita jalankan dengan baik, Nabi akan menunggu kita di surga dengan penuh bahagia.

 

 

Tags: Bulan RajabDosen Agama Islam Poltekkes KemenkesNanang Qosim
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA