
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Guru sebagai ujung tombak dalam penyampaian ilmu memiliki peran krusial dalam membentuk generasi masa depan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas guru menjadi suatu keharusan. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG merupakan salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Program ini telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan pada biaya penyelenggaraannya.
Pada tahun 2020, PPG diselenggarakan secara gratis bagi calon guru yang lulus seleksi penerimaan PPG. Namun, pada tahun 2023, PPG diselenggarakan secara berbayar bagi semua peserta, baik calon guru maupun guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. Namun, munculnya PPG berbayar menimbulkan pro dan kontra terkait apakah ini merupakan investasi yang sepadan atau justru menjadi beban tambahan bagi para guru.
PPG berbayar dapat dipandang sebagai investasi dalam peningkatan kompetensi guru. Melalui program ini, guru mendapatkan pelatihan tambahan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Pembayaran yang dikeluarkan oleh guru untuk mengikuti PPG seharusnya dapat diartikan sebagai investasi dalam diri mereka sendiri. Investasi ini tidak hanya berdampak pada keterampilan mengajar, tetapi juga membuka peluang pengembangan karir lebih lanjut.
Dalam era perkembangan teknologi dan pendidikan yang begitu cepat, guru perlu terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka. PPG berbayar dapat menjadi saluran untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap metode pengajaran terkini, strategi evaluasi, dan teknologi pendidikan. Dengan begitu, guru dapat menjadi lebih siap menghadapi tantangan pendidikan yang terus berubah.
Peningkatan kompetensi guru melalui PPG berbayar memiliki dampak positif pada kualitas pembelajaran di kelas. Guru yang terampil dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih interaktif, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Mereka mampu mengintegrasikan metode pengajaran yang menarik dan relevan dengan perkembangan anak-anak. Dengan kata lain, PPG berbayar dapat menjadi kunci dalam mencetak generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Selain itu, guru yang telah mengikuti PPG berbayar memiliki peluang lebih besar untuk memberikan bimbingan kepada rekan-rekan mereka. Mereka dapat menjadi agen perubahan di sekolah, membagikan praktik terbaik, dan memotivasi rekan-rekan guru untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran. Oleh karena itu, PPG berbayar tidak hanya menjadi investasi individual, tetapi juga kontribusi positif pada perkembangan kolektif di tingkat sekolah.
Di sisi lain, argumen bahwa PPG berbayar menjadi beban finansial bagi guru juga memiliki bobot. Banyak guru yang berpenghasilan terbatas, dan pembayaran untuk mengikuti PPG dapat menjadi beban tambahan yang cukup signifikan. Hal ini dapat mengakibatkan terbatasnya akses guru terhadap pelatihan yang seharusnya meningkatkan kompetensi mereka.
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mempertimbangkan kebijakan yang mendukung guru dalam mengikuti PPG tanpa memberikan beban finansial yang berat. Beasiswa atau skema pembiayaan yang dapat membantu guru dalam menghadapi biaya PPG bisa menjadi solusi untuk mengatasi hambatan finansial.
Selain itu, aspek waktu juga menjadi pertimbangan. Banyak guru yang memiliki tugas dan tanggung jawab di luar jam mengajar sehingga sulit untuk menyisihkan waktu untuk mengikuti PPG. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu menyusun kebijakan yang memperhitungkan aspek waktu agar guru dapat mengikuti PPG tanpa mengorbankan kualitas pengajaran mereka di kelas.
PPG berbayar, sebagaimana yang telah dibahas, dapat dilihat sebagai investasi atau beban tergantung pada perspektif yang diambil. Dalam pandangan positif, PPG berbayar adalah langkah menuju peningkatan kompetensi guru yang dapat memberikan dampak positif pada pembelajaran dan perkembangan peserta didik. Namun, aspek finansial dan waktu juga perlu menjadi perhatian agar semua guru dapat merasakan manfaat dari program ini tanpa merasa terbebani.
Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bersinergi untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pelaksanaan PPG berbayar tanpa mengorbankan kesejahteraan guru. Seiring perkembangan dunia pendidikan, penting bagi semua pihak untuk terus berdialog dan berkolaborasi guna menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan.