Pendidikan Profesi Guru atau PPG merupakan pendidikan tinggi setelah sarjana dengan tujuan untuk mempersiapkan lulusan mahasiswa agar memiliki keahlian khusus (kompetensi) yang harus dimiliki oleh seorang guru. Biasanya pendidikan profesi ini dijalani selama satu sampai dua tahun. Program ini adalah program pengganti akta IV yang sudah tidak berlaku lagi sejak 2005. PPG dibagi menjadi dua jenis yaitu Prajabatan dan Dalam Jabatan.
PPG Prajabatan merupakan program pendidikan profesi untuk mencetak generasi bagu guru-guru di Indonesia. Generasi baru ini yang memiliki panggilan hati menjadi guru, profesional, komitmen menjadi teladan, cinta terhadap profesi, dan pembelajar sepanjang hayat. PPG Prajabatan ini diselenggarakan bagi lulusan sarjana ataupun sarjana terapan baik jurusan pendidikan maupun non pendidikan bagi calon guru untuk mendapatkan sertifikat pendidik. Sertifikasi ini nanti yang akan digunakan oleh seorang pendidik untuk melanjutkan ke jalur menjadi guru.
Biasanya yang mengikuti PPG Prajabatan ini merupakan calon guru yang baru saja lulus dari universitas. Calon guru tersebut belum pernah ada pengalaman mengajar menjadi guru di sekolah. Akan tetapi terdapat juga yang mempunyai pekerjaan lain seperti mengajar les dan menjadi pekerja lainnya. Pekerjaan yang diambil mungkin pekerjaan yang tidak terlalu berat karena mereka juga mengikuti PPG contohnya seperti menjadi guru les tadi.
Peserta PPG Prajabatan kebanyak belum terikat atau terdaftar menjadi guru di Kemendikbud atau guru honorer. Hal ini berarti peserta Prajabatan memfokuskan dahulu untuk mengikuti PPG. Dikarenakan tes masuk PPG juga yang tak mudah dan terdapat unsur dari mata kuliah pendidikan yang diambil, memungkinkan kebanyakan peserta yang lolos PPG merupakan peserta yang baru saja lulus dari universitas atau fresh graduate. Langkah ini memudahkan peserta dalam belajar dan memahami materi ujian yang berkaitan dengan jurusan kependidikan yang diambil.
Mereka fokus untuk mengikuti pendidikan dan bekerja untuk membiayai pendidikannya. Tidak hanya itu, bahkan mungkin peserta pendidikan dari prajabatan memiliki usaha sendiri seperti mempunyai bimbingan belajar dan usaha lainya. Pekerjaan pun juga yang dapat membantu memenuhi biaya pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, pekerjaan tersebut tidak memberatkannya untuk mengikuti kegiatan pendidikan ini.
Sedangkan PPG Dalam Jabatan adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan seorang pendidik yang namanya sudah tercantum dalam Kemendikbud sebagai guru. Guru yang dimaksud disini adalah guru yang belum memiliki sertifikasi atau juga dapat disebut guru honorer. Kebanyakan guru honorer yang telah mengajar di sekolah biasanya mendapatkan rekomendasi dari sekolah tempat mengajarnya. Langkah yang dilakukan dengan PPG Prajabatan sama dari segi awal pendaftaran dan pendidikan. Kemudian, setelah PPG melanjutkan untuk segera sertifikasi sebagai pegawai negeri.
PPG Dalam Jabatan biasanya diikuti oleh guru-guru yang sudah berkecimpung di dunia pendidikan sekolah. Misalnya masuk mendaftar menjadi guru di suatu sekolah, kemudian juga mengikuti PPG. Guru tentunya harus memfokuskan diri ke kegiatan mengajarnya dan PPG. Hal ini akan dapat mudah dilakukan jika guru tersebut mampu untuk memanajemen waktu dalam setiap kegiatannya.
Tetapi terdapat juga hal positif lainnya dalam mengikuti PPG Dalam Jabatan ini. Pertama PPG dilakukan melalui rekomendasi kepala sekolah. Kedua, biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan sudah pasti ada. Hal ini setiap bulan pastinya guru honorer pun akan diberikan gaji yang digunakan untuk biaya pendidikan dan biaya sehari-hari. Bahkan saat sudah menjadi guru pun dapat mencari pekerjaan tambahan lain yang sekiranya mudah dan tidak memberatkan kegiatan lainnya.
Kedua jenis dari PPG Prajabatan dan PPG Dalam Jabatan mempunyai kelebihannya masing-masing. Tergantung yang akan kita pilih lebih memfokuskan pendidikan PPG ini terlebih dahulu atau menjadi guru yaitu profesi yang kita ingin-inginkan terlebih dahulu. Langkah-langkah yang akan dilalui keduanya tentunya sama.
Tujuannya keduanya sama untuk menghasilkan guru sebagai pendidik profesional yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Tidak hanya itu, tetapi juga adaptif, kreatif, inovatif, dan kompetitif dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menjadi landasan guru dalam melaksanakan tugasnya. Dimana seorang guru dituntut untuk dapat menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
