JAKARTA – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengharapkan adanya lonjakan pergerakan wisatawan dan peningkatan okupansi hotel selama momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024.
Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran menyampaikan, sejak pekan lalu, peningkatan okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel mulai terlihat seiring dengan adanya libur Nataru.
“Sudah mulai terjadi peningkatan [okupansi hotel] dan akan terus meningkat sampai akhir tahun,” kata Maulana Yusran dikutip Kamis.
Adapun, para pelaku usaha di sektor ini telah melakukan sejumlah persiapan untuk menyambut momentum Nataru. Hotel bintang tiga ke atas misalnya, umumnya telah mempersiapkan berbagai kegiatan untuk malam pergantian tahun baru, seperti makan malam keluarga, hingga hiburan lainnya.
Yusran menyebut, pihaknya akan memantau dari sisi lama tinggalnya wisatawan selama periode ini. Dia berharap selama periode Natru ini tetap terjadi lonjakan pergerakan wisatawan dan okupansi hotel.
Hal ini mengingat masih adanya tantangan yang dihadapi oleh industri perhotelan, seperti daya beli masyarakat yang masih lemah. Lebih lanjut ujar Yusran, PHRI mencatat terjadinya peningkatan angka reservasi hotel hingga 50 persen di beberapa wilayah utamanya Jawa dan Bali sejak akhir pekan terakhir menjelang libur pergantian tahun.
Salah satu faktor meningkatnya angka pemesanan hotel adalah libur akhir tahun ini yang juga bersamaan dengan momentum libur sekolah.
“Kalau kita bicara akhir tahun ini, sudah mulai terlihat adanya peningkatan reservasi karena sudah mendekati momentum,” kata Mualana.
Mungkin mulai tanggal 22 nanti akan terjadi peningkatan kembali. Tetapi di lain sisi, PHRI tahu momentum libur akhir tahun berbarengan dengan libur sekolah yang cukup lama, sejak tanggal 15 lalu kalau tidak salah, hingga awal Januari nanti.
Dia kemudian menjelaskan, di beberapa daerah, tingkat reservasi hotel telah mencapai 50 persen khususnya di destinasi yang menjadi favorit masyarakat untuk berlibur seperti Pulau Bali, DI Yogyakarta, Malang, dan beberapa wilayah di Jawa Barat dan Sumatera.
“Sudah mulai terlihat lonjakan angka di beberapa provinsi tersebut melalui reservasi yang dilakukan masyarakat. Termasuk pula di daerah lain tentunya,” imbuh Maulana.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa menjelang musim liburan nanti, masyarakat akan memilih jen destinasi wisata yang saat ini telah mengalami dinamika sedemikian rupa dengan menawarkan ragam pola aktivitas menyenangkan.
“Sekarang ini banyak sekali modelnya. Kalau diperhatikan, dinamika industri pariwisata banyak perubahan sekarang ini. Ada yang suka staycation, ada juga mungkin istilah baru namanya slowcation, ada pula yang benar-benar berlibur pada umumnya dengan pergi ke destinasi pariwisata dan menikmati berbagai aktivitas,” kata Maulana. bisn/ant/mb06