Oleh : Indria Arifiani (Mahasiswa Pendidikan KimiaFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Guru yang berkualitas akan mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas pula. Untuk meningkatkan kualitas guru, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan, salah satunya adalah Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG merupakan program pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan guru untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. PPG dilaksanakan secara berjenjang, yaitu PPG Prajabatan dan PPG Dalam Jabatan
PPG, pada dasarnya, dirancang untuk memberikan pelatihan dan pengembangan kepada calon guru. Dengan menawarkan kurikulum yang terstruktur, program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogis guru, mempersiapkan mereka untuk tantangan dunia pendidikan yang terus berkembang. PPG juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk membentuk sikap profesional dan etika pendidikan yang tinggi, menciptakan tenaga pendidik yang tidak hanya terampil dalam mengajar tetapi juga memiliki integritas moral.
Namun, tantangan muncul dalam menilai sejauh mana PPG mampu membawa perubahan yang signifikan dalam praktik pendidikan sehari-hari. Beberapa lulusan PPG mungkin menghadapi kesulitan mengimplementasikan konsep dan keterampilan yang mereka peroleh selama pelatihan ke dalam lingkungan kelas yang nyata. Hal ini membawa kita pada pertanyaan kritis: apakah PPG hanya formalitas belaka, tanpa memberikan dampak nyata pada kualitas pendidikan?
Penting untuk menyadari bahwa kesuksesan PPG bukanlah tujuan akhir, tetapi bagian dari rangkaian inisiatif untuk meningkatkan sistem pendidikan. Evaluasi efektivitas PPG harus mencakup pemahaman tentang bagaimana lulusan program ini mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan baru mereka dalam kegiatan mengajar sehari-hari. Hal ini menuntut keterlibatan yang berkelanjutan dan evaluasi yang cermat dari para pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan guru itu sendiri.
Selain itu, ketika membahas peran PPG dalam meningkatkan kualitas guru, kita tidak dapat melepaskan diri dari konteks implementasi P5 (Profil Pelajar Pancasila) dalam Kurikulum Merdeka. P5 menekankan pada penguatan identitas kebangsaan dan pembentukan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Bagaimana PPG dapat berkontribusi dalam menciptakan guru yang mampu mengakomodasi dan menerapkan konsep P5 menjadi pertanyaan penting.
Dalam upaya mencapai keseimbangan antara meningkatkan kualitas guru dan mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan, perlu adanya sinergi antara berbagai pihak terkait. Pemerintah memiliki peran sentral dalam menyelaraskan kebijakan PPG dengan tujuan implementasi P5, menciptakan kerangka kerja yang mendukung keselarasan antara kedua inisiatif ini. Lembaga pendidikan bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum PPG yang memadukan aspek kompetensi pedagogis dengan penguatan nilai-nilai Pancasila.
Tidak kalah penting adalah peran guru dalam menjalankan konsep PPG dalam praktek kelas sehari-hari. Guru harus menjadi agen perubahan yang aktif dalam menerapkan nilai-nilai yang mereka pelajari selama PPG ke dalam pembelajaran sehari-hari mereka. Ini melibatkan penerapan metode pengajaran yang inovatif, pengembangan kurikulum yang responsif, dan interaksi yang positif dengan peserta didik.
Siapa yang bertanggung jawab? dalam menyikapi kompleksitas ini, tanggung jawab tidak hanya dapat diidentifikasi pada satu pihak saja. Pemerintah memiliki peran utama dalam menyelaraskan kebijakan PPG dengan tujuan implementasi P5, menciptakan kerangka kerja yang mendukung keselarasan antara pendidikan guru dan cita-cita nasional. Lebih lanjut, lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum PPG yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan mempersiapkan lulusan PPG untuk menerapkan konsep P5 dalam praktik. Selain itu, tanggung jawab juga terletak pada guru sebagai pelaksana langsung dan stakeholder pendidikan lainnya. Guru perlu menjalankan konsep P5 dengan konsisten dalam pengajaran sehari-hari, sementara keterlibatan aktif orang tua dan masyarakat dapat menjadi pendorong utama kesuksesan implementasi nilai-nilai P5 di tingkat sekolah.
Pentingnya sinergi antara PPG dan implementasi P5 dalam Kurikulum Merdeka tidak dapat dipandang sebelah mata. Meningkatkan kualitas guru melalui PPG sambil memastikan bahwa nilai-nilai kebangsaan tercermin dalam proses pembelajaran adalah kunci untuk membentuk generasi yang cerdas dan berkepribadian kuat. Dengan terus menerapkan strategi yang mendukung integrasi keduanya, Indonesia dapat melahirkan warga negara yang tidak hanya unggul dalam hal pengetahuan tetapi juga berkomitmen pada nilai-nilai Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara.