Jumat, Juli 4, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Saatnya Evaluasi Kurikulum

Refleksi Hari Guru:

by Mata Banua
6 Desember 2023
in Opini
0

Oleh: Relliyanie, S.Pd ( Praktisi pendidikan)

Hari Guru 2023 baru saja diperingati pada Sabtu (25/10/2023). Peringatannya untuk tahun ini mengusung tema “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”. Dari tema yang disampaikan lewat Pedoman Peringatan Hari Guru Nasional 2023 tersebut, kita dapat melihat kata “Merdeka” yang berkaitan dengan Kurikulum Merdeka. Adapun kurikulum ini dibuat untuk mewujudkan kemunculan SDM Unggul Indonesia yang mempunyai Profil Pelajar Pancasila. Dengan begitu, tema ini dapat dianggap relevan dengan kondisi pendidikan kita sekarang.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\4 Juli 2025\8\master opini.jpg

Keserentakan Pemilu dan Restorasi Politik Lokal

3 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\4 Juli 2025\8\foto opini 1.jpg

Rencana strategis Sistem Kapitalisme-Harga Beras Meroket, Stok Melimpah?

3 Juli 2025
Load More

Jika dilihat secara keseluruhan, tema itu mengibaratkan seluruh satuan pendidikan dan siswa-siswinya untuk “Bergerak Bersama” menyemarakkan kurikulum yang berlaku sekarang (Tirto.id/13/11/2023).

Adapun alasan yang disebutkan oleh Kemendikbudristek ketika melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi. Hasilnya, dari 31,5 persen sekolah yang menggunakan kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73 persen (literasi) dan 86 persen (numerasi) (detiksulsel.com/14/7/2023).

Jadi penerapan Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang dibuat untuk mengejar ketertinggalan pendidikan di negri ini akibat pandemi. Namun sayang, bukannya berhasil mengejar ketertinggalan belajar anak didik, yang terjadi adalah semakin banyaknya pelaku kriminal yang masih dalam usia sekolah. Seperti yang terjadi di KalSel, kasus penganiayaan yang dikatakan Kapolsek, ada dua orang yang sudah diamankan Polsek Banjarmasin Tengah dan satu orang ABH (Anak Berhadapan Hukum) belum diamankan.”TN ini belum diamankan karena sudah tidak tinggal lagi di Banjarmasin yang mengikuti orang tuanya pindah tempat tinggal keluar pulau Kalimantan,” jelasnya.Dari pemeriksaan sementara, lanjut Kompol Pujei Firmansyah, motif penganiayaan ketiga anak yang masih duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA) itu sebagai pelampiasan dari adanya permasalahan keluarga dan pengaruh minuman keras (alkohol).(klikkalsel.com, 7 Agustus 2023).

Belum lagi kasus tawuran antar pelajar, geng motor, siswa bacok guru, siswa bakar sekolahan, perundungan, dan ditambah lagi orangtua siswa yang melporkan guru ke polisi karena tidak terima anaknya dihukum disekolah dan masih banyak lagi kriminal yang dilakukan para pelajar. Berbagai realita generasi yang sarat berbagai masalah serius mulai dari kriminalitas, Kesehatan mental bahkan hingga tingginya angka bunuh diri. Hal ini menunjukkan kurikulum yang saat ini diterapkan tidak tepat dan bermasalah. Dan ini mengaskan sistem kapitalis tidak memiliki sistem membangun generasi yang berkualitas

Walaupun suatu perilaku kriminal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri pelaku seperti intelegentia termasuk pola pikir dan pola sikap, usia, jenis kelamin, kedudukan anak dalam keluarga). Selanjutnya, faktor eksternal (berasal dari dorongan yang datang dari luar diri pelaku seperti faktor keluarga, pendidikan anak dan sekolah, pergaulan anak dan pengaruh media massa/sosial).

Ditambah kualitas pendidikan yang masih jauh dari kata berkualitas. Jumlah kekurangan guru, bangunan sekolah yang tak layak, biaya sekolah yang tinggi, ditambah lagi drama kerja guru yang “ala kadar”nya atau “bolos” dari kewajibannya karena tuntutan ekonomi yang mengharuskannya cari sambilan di tempat lain atau bisnis lain. Apalagi asas pendidikan dinegri ini adalah sekulerisme yang tak sejalan dengan aqidah Islam. Maka sempurnalah kerusakan yang terjadi pada remaja.

Mengapa generasi hari ini jauh dari adab dan akhlak yang mulia? Bahkan kasus-kasus kekerasan di dunia pendidikan seakan dibiarkan menguap tanpa ada penyelesaian serius dan evaluasi menyeluruh terhadap akar persoalan kekerasan di dunia pendidikan hari ini?

Sederetan kasus kekerasan di dunia pendidikan merupakan bukti nyata bahwa kondisi pendidikan hari ini sedang tidak baik-baik saja. Kurikulum merdeka yang dengan bangga dilaunching dengan goal utamanya untuk membentuk profil pelajar Pancasila, nyatanya hanya profil yang seakan ideal di atas kertas.

Seharusnya pendidikan diarahkan untuk membentuk profil pelajar berkepribadian Islam. Karena dengan menjadikan Islam sebagai standart tentu rujukannya sudah sangat jelas, yaitu mengahasilkan profil pelajar yang menjadikan sosok Rasulullah Saw sebagai panutan. Dan keberhasilan beliau dalam membangun peradaban agung umat manusia sudah tidak terbantahkan lagi, bahkan Michael H Hart seorang nasrani menjadikan rosulullah Muhammad Saw sebagai sosok paling berpengaruh di dunia pada urutan pertama dalam bukunya 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. Sementara kalau profil manusia pancasilais tentu siswa akan kesulitan mencari sosok manusia pancasilais mana yang harus diteladani? Karena para elite yang duduk di kursi kekuasaan juga banyak yang terjerat korupsi, kolusi, bahkan nepotisme. Dan memang sejauh 78 tahun Indonesia merdeka belum pernah ada dinobatkan sosok manusia paling pancasilais di muka bumi ini.

Kapitalisme juga sudah merangsek jauh merenggut tujuan pendidikan yang mulia. Dalam sistem kapitalisme pendidikan hanyalah alat untuk meraup keuntungan. Berlomba dibangun sekolah berfasilitas mewah,berstandar internasional tentu harus dibayar mahal oleh rakyat jika ingin mendapatkannya. Bahkan dalam sistem kapitalis,sekolah dianggap mesin untuk menghasilkan tenaga buruh bagi perusahaan kapitalis. Buruh dengan upah rendah tapi bisa meraup keuntungan besar bagi para investor. Lihatlah betapa pendidikan dinilai berhasil jika lulusan SMK sudah terserap di dunia kerja, maka pendidikan dirancang agar link dan match dengan tenaga buruh yang dibutuhkan dunia industri.

Sudah saatnya sistem pendidikan saat ini mengambil Islam sebagai asasnya. Tujuan pendidikan dalam sistem Islam sangat jelas yaitu:

1. Membentuk karakter kepribadian Islam dalam diri setiap peserta didik.

2. Membekali peserta didik dengan tsaqofah Islam agar memahami Islam sebagai panduan dalam bersikap, berperilaku, dan menyelesaikan problem kehidupan.

3. Membekali peserta didik dengan berbagai skill, sains dan teknologi agar mereka menjadi ilmuwan yang mampu mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan umat manusia.

Sistem pendidikan Islam yang diterapkan selama ribuan tahun dalam daulah khilafah Islamiyyah terbukti sukses melahirkan sosok hebat yang tidak hanya faqqih fiddin tapi juga memiliki keahlian di berbagai disiplin ilmu hingga karya hebatnya mampu membawa Islam menjadi pusat peradaban dunia. Sosok Ibnu Sina, bapak kedokteran modern, Al khawarizmi ahli matematika penemu angka 0 sehingga digitalisasi menjadi mudah pada saat ini, Al jazari ahli robotik, Al haitsam ahli optik, Al zahrawi bapak bedah modern, dan masih banyak ilmuwan hebat yang lahir dari sistem pendidikan islam.

Sungguh penerapan pendidikan dalam sistem islam akan memberikan hasil yang terbaik, karena didukung oleh sebuah negara, dan masyarakatnya pun adalah masyarakat yang melaksanakan amar ma’ruf nahi Munkar, ditambah dengan negara yang memiliki fungsi sebagai raa’in (pengurus) bagi rakyatnya. Apalagi yang ditunggu untuk mencetak generasi terbaik adalah hanya dengan sistem Islam.

 

 

Tags: Hari Guru Nasionalpraktisi pendidikanRelliyanie
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA