Mata Banua Online
Selasa, Oktober 14, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Sering tak Bergejala, Skrining Otak Penting untuk Cegah Aneurisma

by Mata Banua
30 November 2023
in Mozaik
0
D:\2023\Desember 2023\11\Halaman 1-11 Jumat\sering.jpg
(foto:mb/web)

 

Skrining otak secara rutin penting sebagai langkah pencegahan terhadap aneurisma. Aneurisma merupakan penggelembungan pembuluh darah pada otak.

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\15 Oktober 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\7 pengganti.jpg

7 Pengganti Santan untuk Masakan yang Lebih Sehat

14 Oktober 2025
D:\2025\Oktober 2025\15 Oktober 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\kesalahan.jpg

Kesalahan Yang Sering Dilakukan Ketika Memilih Suplemen Vitamin D

14 Oktober 2025

“Jika terdapat pembuluh darah yang sudah berbentuk balon, sebaiknya ditutup agar tidak terjadi pecah di masa mendatang,” ujar dr. Ande Fachniadin, Sp.BS, dalam diskusi interaktif yang dipantau dari Jakarta, Senin (27/11/2023).

Aneurisma dapat dialami oleh siapa pun, terutama oleh mereka yang memiliki riwayat keluarga terkait masalah tersebut. Menurut Ande, bahkan orang berusia 40-an saat ini dapat menjadi penderita aneurisma.

Meskipun tidak sepopuler penyakit jantung dan strok, Ande mengingatkan bahwa aneurisma dapat berakibat fatal dan sering kali tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, pengecekan otak secara rutin dianggap sangat penting.

Ande menjelaskan, ketika berusia 30 tahun, orang sangat perlu menaruh perhatian terhadap kesehatan. Skrining besar, misalnya dengan metode pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) pada kepala bisa dilakukan ketika berusia 30 tahun dan diulang pada usia 40 tahun.

“Skrining otak dapat menggunakan pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) untuk gambar dua dimensi otak dan pembuluh darah yang lebih jelas,” kata dokter spesialis bedah saraf dari Kelompok Staf Medis Bedah Saraf Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ini.

Pilihan lainnya adalah angiografi menggunakan kateter yang dimasukkan lewat pembuluh darah di pangkal paha dan diarahkan ke otak. Cairan khusus akan disuntikkan ke pembuluh darah otak untuk mendeteksi lokasi dan ukuran aneurisma.

“Tindakan lebih awal, lebih baik,” kata Ande yang menyelesaikan pendidikan spesialis bedah saraf di Universitas Indonesia.

Menurut Ande, metode skrining kepala melibatkan pengecekan kondisi pembuluh darah tidak hanya dapat mendeteksi aneurisma. Skrining ini juga dapat menunjukkan adanya flek, sumbatan, dan pembuluh darah yang berbentuk balon.

Ande juga menekankan pentingnya mengetahui gejala-gejala pecahnya pembuluh darah. Ia mendorong masyarakat untuk membiasakan diri melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Lebih lanjut, Ande mengingatkan masyarakat bahwa penting untuk mengetahui lokasi rumah sakit di sekitar tempat tinggal. Dengan begitu, ketika dalam situasi darurat, langkah-langkah yang diperlukan dapat segera diambil.ant

 

 

Tags: AneurismaOtak
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper