
BANJARMASIN – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman menaruh harapan besar kepada Provinsi Kalimantan Selatan agar menjadi lumbung pangan nasional dan penyuplai minimal 40 persen kebutuhan pangan di wilayah Ibu Kota Negara (IKN).
Hal itu diutarakan Mentan saat menyampaikan arahan pada Rapat Koordinasi (Rakor) Upaya Khusus (Upsus) Akselerasi Peningkatan Produksi Padi dan Jagung di Kalsel, di Banjarmasin, Jumat (17/11).
Rakor Upsus yang dipimpin Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar sekaligus membacakan sambutan tertulis Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor atau Paman Birin ini diikuti unsur Polda, Kejati, bupati/pj bupati, walikota atau yang mewakili, kepala dinas pertanian dari 13 kabupaten/kota dan pejabat terkait lainnya.
Amran mengatakan, upaya khusus ini perlu dilakukan untuk mengakselerasi peningkatan produksi padi dan jagung nasional sehingga menekan impor dan mengembalikan swasembada yang pernah diraih sebelumnya yakni tahun 2017 hingga 2020.
Salah satu terobosanya dengan mengoptimalkan lahan rawa menjadi lahan produktif yang potensinya di Indonesia mencapai 10 juta hektar sehingga Kalsel menjadi salah satu daerah fokus program.
Menurut Amran, dampak perubahan iklim terhadap pertanian sangat berbahaya. Diilustrasikan, jika sawah tadah hujan 1 juta hektar ditanami padi, lalu tiba-tiba tidak ada hujan dan terjadi gagal panen, maka ada kerugian Rp12 triliun dan ada petani yang alami kerugian 12 juta orang.
“Inilah pentingnya kita akselerasi optimasi lahan rawa di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan dan dipastikan sumber air, bibit dan pupuknya,” ujarnya.
Amran menjelaskan Provinsi Kalsel memiliki potensi lahan rawa untuk dibangun dan dioptimalisasi menjadi lahan pertanian seluas 206 ribu hektar.
Untuk itu, akselerasi peningkatan produksi padi dan jagung di Kalsel adalah sebuh keharusan karena potensi lahan tersebut dapat menyediakan pangan yang besar, baik untuk penopang pangan nasional khususnya menyuplai kebutuhan IKN di Kaltim dan meningkatkan kesejahteraan petani bahkan kedepan dapat diekspor.
“Luasnya yang diputuskan tadi 206 ribu hektar. Ini lahan rawa dan semua Insya Allah peralatan, benih, pupuk disiapkan dari pusat. Awalnya ragu-ragu dikit, ternyata setelah saya tongkrongi dua hari, Insya Allah bisa 206 ribu hektar dan ini menjadi penopang pangan nasional,” jelasnya.
“Kita jadikan juga sekaligus penopang pangan IKN dan nanti kedepan ini digunakaan untuk short time dan long time. Short timenya mengurangi impor dan long timenya mempersiapkan pangan untuk IKN,” lanjut Amran.
Adapun target luas tanam padi di Kalsel seluas 237.997 hektar dengan target produktivitas tahun 2023 sebesar 3,94 ton per hektar dan 2024 sebesar 4,28 ton per hektar.
Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor melalui Sekdaprov, Roy Rizali Anwar mengapresiasi upaya akselerasi produksi padi dan jagung di Kalsel yang tengah dilakukan Kementan saat ini diawal kepemimpinan Mentan Amran.
“Kami berharap kerja sama yang baik dapat terus terjalin dalam mewujudkan ketahanan pangan melalui optimasi produksi di Kalsel,” sebutnya. sal/adpim/ani