Selasa, Agustus 19, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Ritel Modern Diminta Utamakan Produk Lokal

by Mata Banua
16 November 2023
in Ekonomi & Bisnis
0

JAKARTA – Sejumlah produk ternama tengah menjadi sasaran boikot masyarakat luas, termasuk di Indonesia karena disebut mendukung aksi genosida Israe di Gaza, Palestina. Situasi tersebut secara tidak langsung mendorong agar produk lokal di Indonesia dapat menjadi alternatif.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari mengatakan, produk-produk yang menjadi sasaran boikot masyarakat notabene merupakan milik perusahaan besar.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\19 Agustus 2025\7\hal Ekonomi 19 Agustus) )\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Harga Emas Antam Turun Jadi Rp1.894.000

18 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Puluhan Ribu Ton Gula Petani Tak Terserap

18 Agustus 2025
Load More

Oleh karena itu, bila UMKM tidak naik kelas, bisa jadi masyarakat akan beralih ke produk lain dari usaha besar yang tidak terafiliasi dengan Israel. Oleh karena itu, pelaku usaha lokal, termasuk UMKM dapat diberikan ruang untuk bisa mendapatkan pasar di tengah gencaran boikot saat ini.

“Kami mengajak para peretail modern untuk mengutamakan produk UMKM dalam negeri dibandingkan produk-produk dari usaha besar dan produk impor,” kata Fiki, Kamis.

Fiki mengatakan, pemerintah saat ini sedang fokus untuk meningkatkan kualitas produk dan kapasitas produksi UMKM. Pemerintah, kata dia, bekerja sama dengan pihak swasta untuk dapat ikut membenahi rantai pasok dari hulu ke hilir.

Sebab, untuk bisa meningkatkan kapasitas UMKM, perbaikan pada aspek hilir belum cukup. iperlukan upaya pada aspek hulu seperti membuat pabrik bersama, pembiayaan berbasis klaster, penguatan model bisnis agregator, serta langkah lainnya.

“Tujuannya supaya UMKM kita mampu bersaing dengan produk asing dengan atau tidak adanya momentum seperti ini (boikot) di masa depan,” kata Fiki.

Ia pun memastikan pemerintah Indonesia terus mendorong jenama lokal yang memiliki nilai kuat di berbagai kategori. Salah satunya lewat kampanye berkelanjutan Bangga Buatan Indonesia.

Adapun dukungan lainnya, ia mengungkapkan sebanyak 40 persen belanja pemerintah waib menggunakan produk UMKM. Selain itu, belanja BUMN melalui platform PaDI UMKM untuk produk di bawah Rp 400 juta juga wajib untuk UMKM.

Di sisi lain, pemerintah juga telah melakukan pengetatan arus masuk barang impor, salah satunya dengan revisi Permendag nomor 25 tahun 2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang mengubah tata niaga impor dari postborder menjadi border.

“Kemudian pemerintah juga melindungi UMKM lokal yang berjualan di sistem elektronik melalui Permendag Nomor 31 tahun 2023 agar UMKM bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” ujarnya. rep/mb06

 

 

Tags: Fiki Satariritel modernStaf Khusus Menteri Koperasi dan UKMUMKM
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA