
JAKARTA – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti lonjakan harga cabai. Menurut Ikappi, kenaikan harga cabai merupakan permasalahan berulang yang perlu intervensi serius dari pemerintah.
Sekretaris Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan, harga cabai rawit merah di Jabodetabek saat ini mencapai Rp 80 ribu-Rp 85 ribu per kg. “Tentu ini persoalan yang sama, dulu juga hal yang serupa, bahkan sampai 100 ribu. Sehingga kami mendorong kementerian teknis untuk segera menyusun tata kelola niaga di cabai,” kata Reynaldi.
Reynaldi menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam memperbaiki tata kelola niaga cabai. Dia mengatakan, pemerintah perlu memastikan data produksi, seperti apa kendala produksi dan juga intervensi apa yang perlu dilakukan.
Mengenai persoalan pasokan, kata dia, pemerintah juga harus segera mengurai persoalan cabai. “Seharusnya, memasuki pancaroba ini, sektor pertanian kita mengalami surplus. Ini harus dicek apakah datanya seperti apa, agar kita punya acuan data yang jelas,” kata Reynaldi.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan NFA per 30 Oktober 2023, harga rata-rata nasional cabai rawit merah (CRM) di tingkat produsen sebesar Rp 50.310/kg. Itu masih di atas HAP sebesar Rp 25.000-Rp 31.500 per kg.
Harga tertinggi di Sulawesi Utara Rp 72.500 per kg dan terendah di Sulawesi Selatan Rp 25.400 per kg. Sementara itu, di tingkat konsumen, harga rata-rata nasional CRM Rp 51.872 per kg, masih berada di atas HAP sebesar Rp 40 ribu-Rp 57 ribu per kg. Harga tertinggi di Maluku Rp 93.419 per kg dan terendah di NTT Rp 43 ribu per kg.
Badan Pangan Nasional menyatakan tengah berupaya melakukan mobilisasi pasokan cabai rawit merah dari wilayah defisit ke wilayah surplus demi mencegah lonjakan harga lebih tinggi di pengujung tahun. Namun, seluruh upaya itu tak akan dapat menurunkan harga tanpa produksi yang cukup. “Produksi cabai menjadi salah satukuncinya. Kuncinya produksi,” kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
Arief menyampaikan, pihaknya juga telah meminta kepada seluruh pimpinan daerah untuk dapat memonitor kebutuhan dan produksi cabai di wilayah masing-masing. Di samping itu, kerja sama antardaerah diharapkan bisa dilakukan. rep/mb06