Mata Banua Online
Selasa, Desember 23, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Kekerasan Perempuan dan Anak Capai 101 Kasus

by Mata Banua
5 November 2023
in Banjarmasin, Kotaku
0
D:\2023\November 2023\6 November 2023\5\5\hal 5\Muhammad Ramadhan.jpg
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Banjarmasin, Muhammad Ramadhan. (foto:mb/ist)

 

BANJARMASIN – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Banjarmasin, Muhammad Ramadhan mengungkapkan, hingga Oktober 2023 tercatat 101 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di kota ini.

Berita Lainnya

G:\2025\Desember 2025\23 Desember 2025\5\hal 5\Air mancur menari di jembatan pasar lama Banjarmasin.jpg

Air Mancur Jembatan Pasar Lama Non Stop Saat Nataru

22 Desember 2025
G:\2025\Desember 2025\23 Desember 2025\5\hal 5\Proses pembangunan sungai veteran dalam program NUFReP di kota Banjarmasin.jpg

NUFReP 2026 Targetkan Pembebasan Lahan dari Sungai Gardu-Pasar Batuah

22 Desember 2025

Ia merinci, pada Januari tercatat 9 kasus, Februari 6 kasus, Maret 9 kasus, April 5 kasus, Mei 22 kasus, Juni 9 kasus, Juli 16 kasus, Agustus 9 kasus, September 12 kasus dan Oktober 4 kasus.

“Dari Januari sampai Oktober jumlah kekerasan terhadap perempuan sebanyak 40 korban, lalu anak laki-Laki 20 korban dan anak perempuan 41 korban,” ujarnya, Kamis (2/11).

Menurutnya, meski melebihi 100 kasus, namun jumlah kasus kekerasan tersebut fluktuatif setiap bulan. “Jadi angka tidak menentu, seperti kasus Mei, Juli dan September yang tinggi,” jelasnya.

Ia menjelaskan, banyak faktor menyebabkan terjadinya kekerasan. Di antaranya faktor internal seperti karakter atau perilaku seseorang, motif perilaku, kondisi mental dan lain-lain.

Sedangkan faktor eksternal seperti status ekonomi di bawah rata-rata, pendidikan rendah, relasi kuasa, sampai stigma di masyarakat yang menganggap kekerasan adalah hal yang wajar.

“Faktor lainya yakni faktor sosial dan lingkungan keluarga juga berpengaruh memicu kekerasan pada perempuan dan anak,” ujarnya.

Pihaknya pun berupaya meminimalisir kasus kekerasan yang terjadi di Banjarmasin. Diantaranya, menumbuhkan kesadaran serta meningkatkan pemahaman untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat, agar menghindari perbuatan kekerasan.

“Perlu kepedulian tinggi dan tindakan cepat dalam penanganan jika mendapati kekerasan di sekitar kita,” ujarnya.

Selain itu, untuk membuka kepedulian sesama, pihaknya juga selalu melakukan sosialisasi dan edukasi di berbagai lapisan masyarakat, seperti di sekolah dan lintas sektor dengan menyediakan metode menarik yang dapat diterima oleh masyarakat.

Langkah lainnya mengelola forum aktivis peduli perempuan dan anak di masyarakat atau PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat).

Ramadhan berharap dengan upaya tersebut, pihaknya dan masyarakat dapat meminimalisir kekerasan baik dalam rumah tangga atau lingkungan sekitar.

“Saya berharap, sekarang ini masyarakat semakin sadar pentingnya menghindari perilaku kekerasan dalam bentuk apapun, jikapun ada ditemukan segera laporkan,” pungkasnya. via

 

Tags: Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak BanjarmasinMuhammad Ramadhan Kekerasan Perempuan dan Anak
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper