JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, komoditas beras merupakan penyumbang andil inflasi terbesar selama tiga bulan berturut-turut atau sejak Agustus-Oktober 2023.
Pada Oktober 2023, komoditas ini kembali menyumbang inflasi terbesar sebesar 1,72% dengan andil 0,06%. “Secara bulanan, inflasi beras pada Oktober 2023 sebesar 1,72% dengan andil sebesar 0,06%,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam rilis BPS, Rabu.
Jika dilihat menurut sebarannya, inflasi Oktober 2023 tersebar di 87 kota IHK. Sementara itu, terdapat 2 kota yang mengalami deflasi beras dan 1 kota lainnya stabil.
Kemudian secara akumulatif selama 2023, beras juga menyumbang andil inflasi terbesar yaitu 0.49% secara (year-to-date/ytd) di Oktober 2023.
“Secara bulanan terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 115,404 pada September 2023 menjadi 115,64 pada Oktober 2023,” kata Pudi.
Sementara itu, Pudji menyebut secara tahunan terjadi inflasi sebesar 2,56 persen. Lalu secara tahun kalender sejak Januari hingga Oktober 2023 terjadi inflasi sebesar 1,80 persen.
Pudji menuturkan, tingkat inflasi bulanan Oktober 2023 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. “Namun ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu,” ucap Pudji.
Dia menambahkan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Oktober 2023 tersebut adalah transportasi dengan inflasi sebesar 0,55 persen dan andil inflasi 0,07 persen. Sementara itu jika kita lihat di tingkat komoditas maka penyumbang inflasi secara bulanan terbesar adalah yang pertama adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen.
Selanjutnya bensin dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen. Lalu juga cabai rawit dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen dan tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.
Selain itu terdapat beberapa komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen. “Komoditas ini diantaranya adalah cabai merah, emas perhiasan, tarif air minum PAM, jeruk, dan sawi hijau,” ungkap Pudji.
Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam arahannya telah meminta kepada seluruh kepala daerah untuk mengendalikan harga beras dan komoditas lainnya yang dapat memicu inflasi.
Jokowi mengungkapkan harga beras telah naik menjadi 19,8 persen dalam tahun berjalan ini. Sehingga dia mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan intervensi agar inflasi bahan pangan tak semakin naik.
“Oleh sebab itu yang namanya lihat pasar itu penting. Lihat stoknya di kabupaten/kota, provinsi, cek, lihat jangan terjebak rutinitas sehari-hari, administrasi sehari-hari, yang penting-penting harus kita cek terlebih dahulu,” kata Jokowi dalam arahannya kepada seluruh kepala daerah di Istana Negara.
Kepala daerah juga diminta untuk aktif membantu mengendalikan harga dan menjaga pasokan pangan di daerahnya. Selain itu, upaya-upaya untuk menurunkan tingkat inflasi perlu dilakukan kepala daerah, khususnya daerah dengan inflasi di atas 4%. bisn/mb06