
RANTAU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin mulai memetakan kawasan rawan banjir jelang memasuki musim hujan dan berakhirnya musim kemarau pada tahun 2023.
Kepala BPBD Tapin Raniansyah mengatakan, saat ini sudah mulai peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. “Antisipasi banjir. Kita bersiap melakukan pemetaan daerah rawan untuk langkah mitigasi bencana,” ujarnya, Minggu (22/10).
Ia mengungkapkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan mulai terjadi peralihan musim kemarau dan hujan pada Oktober 2023. “Beberapa hari terakhir hujan di Tapin. Merata di daerah Kalsel,” katanya.
Berdasarkan peta titik rawan milik BPBD pada 2022, potensi bencana banjir meliputi 22 desa dan kelurahan dari tujuh kecamatan, yakni Desa Rantau Kanan, Kupang, Banua Halat Kiri dan Banua Halat Kanan di Kecamatan Tapin Utara, Desa Tamberangan, Lawahan, Tatakan, dan Tandui (Kecamatan Tapin Selatan).
Selanjutnya, Desa Bungur, Bungur Baru, Sabah, Linuh, Sabah, Timbung, Kalumpang, Rantau Bujur dan Banua Padang (Kecamatan Bungur) dan Desa Raya Belanti, Binuang, Karangan Putih dan Pulau Pinang (Kecamatan Binuang). Desa Miawa (Kecamatan Piani), serta Desa Gadung dan Masta (Kecamatan Bakarangan).
Sementara, terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Raniansyah menyebutkan intensitasnya sudah mulai menurun karena memasuki musim hujan. “Karhutla turun karena mulai memasuki musim hujan,” ucapnya.
Menurutnya, fase puncak karhutla menurun pada Oktober 2023 seiring dengan intensitas hujan yang meningkat di Kabupaten Tapin. “Beberapa hari terakhir terus terjadi hujan di Tapin. Memang di daerah Kalsel hampir merata hujannya,” katanya.
Meski begitu, petugas BPBD masih menemukan titik api yang menyebabkan karhutla pada beberapa wilayah di Kabupaten Tapin. “Ini akibat ulah manusia, terlebih memasuki musim tanam,” ujarnya.
Berdasarkan prakiraan BMKG, Raniansyah mengungkapkan cuaca panas dan hujan atau peralihan musim terjadi pada Oktober 2023.
BPBD Tapin mencatat penurunan drastis ini berdasarkan data karhutla pada September yang mencapai 63 titik dengan luas lahan terbakar 213 hektare. Sedangkan, pada Oktober ada 20 titik dengan luas lahan terdampak 71 hektare.
Sepanjang musim kemarau ini, BPBD Tapin menangani 127 titik dan dampak 361 hektare periode Juni hingga 14 Oktober 2023. ant