Selasa, Agustus 19, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Wujud Keluarga Dalam Sistem Sekularisme

by matabanua
19 Oktober 2023
in Opini
0

Oleh: Kurnia

Seperti yang kita ketahui, keluarga adalah tempat yang penuh dengan kasih sayang dan cinta. Namun, tidak jarang juga dalam keluarga terjadi kekerasan yang sering kita sebut dengan istilah KDRT. Kekerasan ini bukan hanya menimpa seorang istri, namun anak juga bisa menjadi korban dari kekerasan. Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), ada 21.241 anak yang menjadi korban kekerasan di dalam negeri pada 2022.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\19 Agustus 2025\8\Edi Setiawan.jpg

Ekonomi Merdeka Angka 80: Janji Yang Belum Tuntas

18 Agustus 2025
D:\2025\Agustus 2025\19 Agustus 2025\8\tias aditya.jpg

Menyusui Sebagai Praktik Cinta yang Berkelanjutan

18 Agustus 2025
Load More

Baru-baru ini terjadi kasus KDRT yang menyebabkan seorang anak tewas, M. Rauf berusia 13 tahun tewas karena dibunuh keluarganya sendiri. Menurut Kompas.com, M. Rauf warga Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang ini ditemukan di tepi sungai dengan kondisi berlumuran darah dan tangan terikat ke belakang. Dari hasil penyelidikan, Rauf dibunuh oleh ibunya sendiri yaitu Nurhani (40) yang dibantu sang paman S (24) dan kakeknya W (70). Saat dilakukan interogasi, Nurhani mengatakan bahwa ia nekat melakukan itu karena emosi kepada Rauf yang kerap mengambil ponsel miliknya.

Bahkan Cimahi Miryam Sigarlaki, Psikolog dari Universitas Jenderal Achmad Yani menanggapi kasus ini dalam ranah psikologis atau kejiwaan. Menurutnya tindakan ini terjadi bisa karena beberapa hal, yaitu dampak dari perceraian yang bisa saja membuat orang tuanya stres sejak lama dan menjadi pemicu kemarahan terhadap anaknya “Bisa saja dikarenakan ibu (pelaku) mengalami stres yang tinggi dan bisa saja stres ini sudah dirasakan sejak lama, sehingga ada trigger anak yang meminta HP, kemudian amarah meluap dan pemicu stres tambahan dalam kehidupannya,” Ucapnya.

Selain itu, masalah ekonomi atau finansial memungkinkan dapat memicu seseorang melakukan hal apa pun tanpa pikir panjang. serta konflik dalam keluarga dan masalah hubungan antara ibu dan anak, dan dukungan keluarga besar, sehingga dapat mempengaruhi kestabilan emosional yang dapat memperburuk situasi “Penyiksaan yang dilakukan, bisa jadi tanda tindakan kekerasan dan diartikan sebagai ekspresi kemarahan, frustrasi atau tindakan impulsif dan tidak sadarkan diri telah melakukan kejahatan pembunuhan ekstrem,” Ucap Miryam.

Sistem kehidupan sekuler kapitalis yang diterapkan di negeri ini berperan besar dalam memicu munculnya berbagai faktor yang merusak fungsi keluarga, hal ini karena sistem sekuler menerapkan pemisahan agama dari kehidupan sehingga menyebabkan keluarga muslim jauh dari pemahaman Islam yang benar dan menyeluruh. Pada akhirnya hukum-hukum Islam yang memiliki aturan komprehensif dalam keluarga sudah tidak dijadikan pedoman dalam kehidupan di keluarga muslim, efeknya nilai-nilai Islam dalam keluarga menjadi luntur secara perlahan. Muncul banyak masalah yang menimpa keluarga muslim, salah satu di antaranya terganggunya relasi suami dan istri serta hak-hak mereka sehingga terjadinya ketidakharmonisan dan perceraian suami istri yang nantinya berimbas pada nasib anak-anak. Bahkan Undang-Undang tentang perlindungan anak dan pembangunan keluarga pun tidak dapat menyelesaikan persoalan ini, bukti bahwa negara abai terhadap urusan rakyat.

Sejatinya, solusi dalam keluarga hanya ada dalam Islam, penerapan Islam secara sempurna dalam kehidupan akan menjamin terwujudnya berbagai hal penting dalam kehidupan. Keluarga dalam Islam berkewajiban membentuk kepribadian Islam kepada seluruh anggota keluarganya, selain itu harus menjadi madrasah yang akan mengajarkan hukum-hukum Islam ke seluruh anggota keluarganya. Keluarga harus menjadi benteng yang melindungi seluruh anggotanya dari gangguan dan ancaman fisik maupun non fisik dari luar. Memastikan setiap anggotanya sehat secara fisik ataupun psikis, yang utama ialah keluarga harus menjadi tempat lahirnya generasi berkualitas dan pejuang Islam. Peran orang tua yang vital dalam keluarga adalah kunci kesuksesan keluarga, masyarakat dan bangsa. Kesuksesan keluarga membina generasi pemimpin akan membawa pengaruh pada pembentukan peradaban dunia.

Dalam Islam, negara tidak boleh mencampuri urusan privasi keluarga, akan tetapi memastikan setiap anggota keluarga mampu menjalankan peran dan fungsinya. Hal ini dilakukan negara melalui serangkaian mekanisme kebijakan yang lahir dari hukum syariat. Negara harus menjamin kesejahteraan, keamanan dan keadilan dalam keluarga melalui penerapan aturan Islam secara menyeluruh. Peran perempuan atau ibu sebagai Ummun wa Rabbatul Bayt akan sangat dioptimalkan oleh negara, mereka tidak dibebani kewajiban mencari nafkah atau dieksploitasi demi mengaktualisasikan diri. Muslimah sebagai pembina generasi akan dimuliakan oleh masyarakat dan negara. Negara juga akan menguatkan pemahaman tentang hukum-hukum keluarga sehingga setiap individu dalam keluarga memiliki komitmen untuk melaksanakan kewajiban yang ditetapkan Islam untuknya.

 

 

Tags: KDRTKurniaSistem Sekularisme
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA