
Kemajuan teknologi kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) telah mengubah lanskap pendidikan tidak hanya di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Sementara itu, ada beberapa orang melihat AI sebagai ancaman bagi profesi guru. Sedangkan yang lain melihatnya sebagai peluang kolaborasi yang berpotensi mengubah pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelajahi bagaimana AI dapat menjadi ancaman dan peluang bagi guru dalam konteks pendidikan.
Jika melihat sejarah, Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan dimulai pada tahun 1956, ketika para ilmuwan merintis langkah pertama dalam pengembangan kecerdasan buatan. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, perkembangan AI mengalami periode yang dikenal sebagai “musim dingin AI” di mana minat dan dukungan terhadap teknologi ini menurun drastis.
Kemudian, Era Internet dan E-Learning (1990-2000-an) dengan perkembangan internet dan teknologi e-learning, AI digunakan dalam platform pembelajaran online. Perusahaan seperti Blackboard dan Moodle memanfaatkan AI untuk meningkatkan pengalaman e-learning. AI juga digunakan untuk mengelola data siswa, memberikan rekomendasi materi, dan memantau kemajuan pembelajaran.
Pada tahun 2010 an, AI semakin diterapkan dalam pembelajaran. Platform seperti Khan Academy dan Duolingo menggunakan AI untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan tingkat pemahaman siswa. Chatbot dan asisten virtual seperti “Siri” dan “Alexa” juga digunakan dalam konteks pendidikan untuk membantu siswa menjawab pertanyaan dan memberikan informasi pendidikan.
Pada saat ini, kita bisa melihat betapa menjamurnya AI untuk menunjang proses pembelajaran, mulai dari yang gratis sampai dengan yang berbayar, mulai dari yang audio atau yang visual bahkan audio visual semua tersaji lengkap. Tergantung kita mau memaksimalkannya atau tidak untuk menunjang proses pembelajaran kita.
AI ancaman bagi Guru?
Salah satu ancaman terbesar yang dihadapi guru adalah kemungkinan penggantian pekerjaan oleh AI. AI dapat digunakan untuk memberikan pengajaran online yang terpersonalisasi, yang dapat mengurangi kebutuhan akan guru dalam kelas fisik. Ini memicu kekhawatiran akan hilangnya pekerjaan dan menimbulkan pertanyaan tentang apakah AI dapat sepenuhnya menggantikan interaksi manusia dalam proses pembelajaran.
Namun menurut hemat penulis, seberapapun canggihnya AI dalam pendidikan, tetap saja peran guru tidak akan pernah tergantikan. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya guru tidak hanya sekedar mentransfer pengetahuan semata namun guru adalah sosok yang digugu dan ditiru baik ucapan, pengetahuan, dan akhlaknya. Itulah yang membedakan guru dengan profesi lainnya sehingga layak mendapat predikat pahlawan tanpa tanda jasa.
Dengan catatan sang guru tersebut benar-benar memiliki jiwa sebagai seorang guru sejati serta mau mengupdate dirinya dengan informasi-informasi serta kemajuan teknologi. Jika tidak, maka siap-siap sebagain besar peran guru akan tergantikan oleh AI.
Peluang Kolaborasi dengan Guru
PertamaAI dapat menjadi alat yang sangat berguna bagi guru dalam memberikan pembelajaran. Dengan kemampuannya untuk mengumpulkan dan menganalisis data siswa secara individu, AI dapat membantu guru mengidentifikasi kebutuhan dan kelemahan siswa serta merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan kondisi murid, pembelajaran seperti ini biasa disebut dengan pembelajaran diferensiasi. Hal ini memungkinkan guru untuk fokus pada aspek pengajaran yang lebih kreatif, inovatif dan interpersonal.
Kedua Selain dari pada itu guru sering kali dihadapkan pada tugas administratif yang memakan waktu, seperti pelaporan kehadiran siswa, penilaian tugas, dan pencatatan nilai. AI dapat membantu mengotomatisasi sebagian besar tugas ini, memungkinkan guru untuk lebih fokus pada proses pengajaran yang sebenarnya. Dengan mengurangi beban administratif, guru dapat merencanakan dan melaksanakan pengajaran yang lebih efisien.
Ketiga AI dapat digunakan untuk mengembangkan konten pendidikan yang lebih menarik dan interaktif. Dengan menganalisis preferensi siswa dan hasil pembelajaran, AI dapat membantu guru merancang materi pembelajaran yang lebih relevan dan efektif. Ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran tetapi juga memungkinkan siswa untuk lebih terlibat aktif dalam pembelajaran.
Berbagai macam AI saat ini sangat memudahkan guru untuk membuat konten yang menarik dan edukatif, sebut saja canva, Chat GPT, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tinggal menyesuaikan dengan objek dan materi saja.
AI adalah sebuah teknologi yang memiliki potensi besar untuk mengubah pendidikan, baik sebagai ancaman maupun peluang. Guru harus memahami bahwa AI bukanlah pengganti manusia dalam pengajaran, tetapi alat yang dapat memperkaya pengalaman pembelajaran. Kolaborasi antara guru dan AI dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan lebih efisien. Dengan berfokus pada kekuatan masing-masing, guru dan AI dapat bekerja sama untuk mencapai hasil pendidikan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Semoga!