Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Koalisi dan Kedewasaan Partai Politik

by matabanua
25 September 2023
in Opini
0
D:\2023\September 2023\26 September 2023\8\8\8\Muhammad Iqbal, M.Pd.jpg
Muhammad Iqbal, M.Pd Pengurus Forum Literasi Sumatera Barat

Akhir-akhir ini, masing-masing partai politik tengah disibukkan dengan penentuan koalisi yang akan menjadi perjuangannya dalam kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden pada pemilu tahun depan. Sampai saat ini, setidaknya, telah ada tiga koalisi utama yang telah mendekralasikan masing-masing calon presiden dan wakil presidennya. Diantaranya, yaitu, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yang mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden dan Muhaimin Iskandar sebagai Calon Wakilnya. Lalu, Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang mendekralasikan Prabowo Subianto sebagai presidennya dan Koalisi partai PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura yang mendekralasikan Ganjar Pranowo sebagai presidennya. Semua koalisi tersebut telah melakukan pelbagai diskusi panjang, yang selanjutnya menghasilkan pelbagai kesepakatan bersama untuk dijalankan.

Meskipun demikian, sampai sekarang, komposisi partai politik di masing-masing koalisi, masih belum final. Sebab, kemungkinan pelbagai partai politik untuk keluar dari koalisinya masih sangat besar. Bisa jadi, dikarenakan komunikasi politik yang tidak berjalan baik, menyebabkan, salah satu parpol merasa dirugikan. Sehingga membuat parpol tersebut keluar dari koalisi yang telah ditetapkan sebelumnya. Seperti yang dilakukan oleh partai Demokrat baru-baru ini, partai berlambang bintang mercy tersebut keluar dari KPP, meninggalkan partai Nasdem, dan PKS. Dilansir dari laman tempo.com, dijelaskan salah satu penyebab keluarnya Demokrat dari KPP adalah dikarenakan mereka merasa dikhianati terkait keputusan Nasdem menduetkan Anies dan Muhaimin Iskandar. Sehingga, berdasarkan kesepakatan internal partai, memutuskan Demokrat mesti menyudahi keberadaannya di KPP.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Transformasi Polri dan Filosofi Kaizen

1 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Polri dan Nilai Ekonomi Keamanan

1 Juli 2025
Load More

Kedewasaan Berpolitik

Keluarnya Demokrat dari KPP, membuat heboh publik. Banyak yang mengecewakan sikap politik yang ditunjukkan oleh partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Hal ini disebabkan karena rasa kekecewaan berlebihan yang ditampilkannya, sehingga membuat publik menafsirkan partai tersebut belum dewasa dalam berpolitik. Memang sangat disayangkan, sekelas partai yang pernah memenangkan pemilu selama dua periode harusnya tidak menampilkan sikap tersebut. Karena fitrah kedinamisan politik, membuat keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya, bisa jadi berubah. Semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor, bisa jadi basis dukungan, kepentingan, dan lain-lain. Sehingga, kesepakatan yang sebelumnya telah disepakati bersama, bisa saja berubah sewaktu-waktu. Dan sebagai aktor politik, harus dewasa menyikapinya.

Seperti yang dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai yang melabelkan diri sebagai partai Islam tersebut dinilai oleh publik cukup dewasa memainkan langkahnya dalam koalisinya, yang mana seusai munculnya keputusan koalisi yang mendeklarasikan pasangan Anis dan Muhaimin sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh KPP. Partai tersebut tidak langsung menerima dan menolaknya dengan perasaan emosional. Melalui konferensi persnya, Ahmad Syaikhu, selaku presiden PKS, menyampaikan bahwa sesuai AD/ART yang berlaku pada partainya, pengusungan capres dan cawapres mesti diputuskan melalui rapat Majelis Syura partai, beliau juga menyampaikan, meskipun tidak diikutsertakan dalam menentukan keputusan pengusungan Anies-Mu, mereka begitu menghormati keputusan tersebut. Atas sikap itu, publik begitu mengapresiasi kedewasaan yang dilakukan oleh partai berwarna orange-putih tersebut.

Terkait hal ini, para tokoh politik terdahulu telah memberikan contoh terbaik bagi kita. Meskipun berbeda dalam pilihan politik. Untuk kepentingan bangsa mereka tetap bisa bersatu. Lihatlah, keteladanan yang ditampilkan oleh Soekarno dan Muhammad Natsir, keduanya merupakan tokoh bangsa yang memiliki perbedaan pendapat yang sangat jelas. Bahkan tidak jarang keduanya saling kritik lewat tulisan di media nasional yang berlaku saat itu. Tetapi, hebatnya, perbedaan keduanya tidak lagi terlihat ketika membahas persoalan bangsa. Mereka lebih mengedepankan nasib bangsa, daripada mempertahankan ego masing-masing. Sungguh sikap kedewasaan yang patut untuk diteladani. Lagi pula, sebagai garda terdepan dalam perhelatan politik bangsa, partai politik harus lebih bersikap dewasa dalam menyikapi pelbagai isu atau ketetapan yang berlaku saat ini. Sebab, bagaimana pun juga, pelbagai kebijakan yang berlaku bagi bangsa Indonesia di masa depan ada di tangan mereka. Untuk itu, kedewasaan berpolitik sangat penting untuk dikedepankan. Sehingga, akan tercipta pelbagai kebijakan yang benar-benar menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera.

 

 

Tags: Muhammad Iqbalpartai politik
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA