
Kesehatan merupakan hal yang sangat mendasar yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat, bangsa dan negara. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan tren yang mengkhawatirkan dalam pola kesehatan global. Penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker semakin melonjak, dan beberapa penyakit yang lain, tentu hal ini menyebabkan problem kesehatan semakin meningkat. Salah satu faktor penyebab utama adalah gaya hidup yang buruk, yang seringkali disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap aspek promotif dan preventif dalam dunia kesehatan.
Oleh karena itu di bidang kesehatan perlu kiranya menggeser paradigma berpikir masyarakat dari mengobati menjadi mencegah agar tidak sakit dengan mengubah perilaku sakit menjadi sehat. Artinya, sudah saatnya kita beralih menuju pendekatan yang lebih proaktif, yaitu pendekatan promotif dan preventif. Ini adalah langkah yang tepat mengingat tantangan kesehatan yang semakin kompleks dan hal ini sejalan dengan berbagai permasalahan yang menyebabkan angka kesakitan tinggi karena faktor gaya hidup yang buruk dengan tidak memperhatikan prinsip dalam kesehatan sebagai penyebabnya.
Pendekatan promotif bertujuan untuk memotivasi individu dan masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat. Ini mencakup edukasi, peningkatan kesadaran, dan promosi perilaku sehat. Dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya makanan seimbang, aktivitas fisik, tidur yang cukup, dan manajemen stres, sehingga dapat mencegah banyaknya penyakit yang seringkali disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Gaya hidup sehat harus dimulai sejak dini.
Germas
Tantangan dalam upaya meningkatkan perilaku individu dan masyarakat tentang gaya hidup ini dilakukan dengan sebuah program yang dinamakan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Melalui laman ayosehat dari Kemenkes menyebut bahwa Germas merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi Germas ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat.
Germas ini dijadikan sebagai pendekatan dalam membudayakan hidup sehat. Program yang digagas oleh Kementerian Kesehatan ini diharapkan dapat membangun tiga pilar Germas itu sendiri, yakni penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan jaminan kesehatan nasional.
Germas tidak dapat terwujud tanpa melaksanakan tindakan yang terstruktur bersama oleh seluruh elemen masyarakat dengan tujuan menginspirasi kesadaran, keinginan, dan kemampuan untuk mengadopsi perilaku sehat, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Meskipun program ini berada di bawah Kementerian Kesehatan, Germas harus menjadi kepemilikan bersama dan tidak hanya menjadi tanggung jawab satu sektor. Proses pelaksanaannya harus berkelanjutan hingga menciptakan kebiasaan gaya hidup sehat yang diterapkan berulang kali hingga menjadi bagian integral dari budaya, bukan sekadar upaya sosialisasi semata.
Diperlukan kontribusi dari semua sektor yang berbeda untuk mencapai kesuksesan dalam melaksanakan Germas. Secara sederhana, Germas dijelaskan sebagai tindakan yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, atau individu yang memiliki pemahaman yang kuat tentang pentingnya merawat dan menjaga kesehatan mereka, yang pada gilirannya mendorong perilaku yang mendukung gaya hidup sehat.
7 Langkah
Melalui laman ayosehat dari Kemenkes menyebut ada 7 (tujuh) langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Istilah penulis kemudian adalah 7 langkah konkrit pokok yang mesti terwujud dari Germas, yakni pertama, masyarakat dengan sadar dapat melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, kedua, masyarakat dapat membiasakan diri mengonsumsi buah dan sayur dengan menu gizi seimbang, ketiga, masyarakat tidak merokok dan dapat berhenti merokok juga patuh terhadap tempat-tempat yang wajib bebas asap rokok, keempat, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, kelima, masyarakat rutin untuk memeriksa kesehatannya dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di tingkat puskesmas, dan keenam masyarakat mampu menjaga kesehatan lingkungannya serta ketujuh menggunakan jamban yang sehat.
Agar Germas dapat diterapkan, terutama di tingkat lokal seperti di pemerintahan desa atau kelurahan, maka langkah-langkah advokasi perlu dilakukan terhadap pihak otoritas desa/lokasi, sekolah, dan sektor-sektor lainnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan dukungan sosial yang mendukung dan menciptakan lingkungan yang mendorong masyarakat untuk menerapkan Germas. Ini akan berperan sebagai penghubung yang mengajak masyarakat untuk menerapkan Germas.
Oleh karena itu, implementasi Germas harus melibatkan seluruh segmen masyarakat, berbagai sektor, baik sektor swasta, pelaku usaha, organisasi masyarakat, serta warga, semuanya bekerja bersama-sama untuk membangun Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dengan tujuan utama menjaga kesehatan masyarakat. Dengan kesehatan yang terjaga, produktivitas akan meningkat, lingkungan akan menjadi lebih bersih, dan biaya perawatan kesehatan dapat ditekan.
Dengan anggapan bahwa Germas sebagai milik bersama, hal ini akan membantu meningkatkan pengetahuan, kesadaran, motivasi, dan keterampilan individu dalam menjalani gaya hidup sehat dalam lingkungan yang mendukung. Tujuannya adalah mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang optimal, menciptakan perilaku hidup sehat, serta membangun bangsa yang lebih mandiri, maju, dan sejahtera. Kebersamaan dalam memiliki Germas juga memberikan pemahaman bahwa program kesehatan saat ini bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan semata, melainkan sebuah upaya bersama dalam memajukan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Germas menjadi suatu inisiatif yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua komponen masyarakat, dengan kesadaran, keinginan, dan keterampilan untuk memperbaiki kualitas hidup.
Mencegah Penyakit
Salah satu persoalan penyakit yang dapat dicegah dari budaya Germas adalah penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes melitus, stroke, jantung, asam urat, dan sebagainya. Penyakit-penyakit ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat di samping faktor risiko yang tidak dapat dicegah seperti usia, jenis kelamin, dan genetik. Tren status kesehatan masyarakat akan meningkat dengan Germas yang dibudayakan. Karena akan menghilangkan kebiasaan buruk masyarakat seperti mengonsumsi gula dan garam berlebihan, jarang makan buah dan sayur, dan malas untuk melakukan aktivitas fisik atau berolahraga.
Jika upaya menciptakan lingkungan yang mendukung terlaksana, Germas dapat dimulai dengan satu atau dua tindakan, seperti mengajak seluruh anggota pemerintahan desa/kelurahan dan penduduknya untuk berpartisipasi dalam aktivitas senam bersama. Selain itu, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi makanan dengan porsi gizi yang seimbang, baik melalui perangkat desa/kelurahan maupun secara langsung kepada masyarakat, adalah tindakan lain yang dapat diambil. Memberikan pesan untuk menghentikan kebiasaan merokok di dalam rumah atau bahkan mendorong berhenti merokok merupakan langkah lain yang dapat diterapkan. Selanjutnya, menjalankan kegiatan kerja bakti rutin untuk membersihkan lingkungan di desa/kelurahan serta mengadakan berbagai kegiatan yang menyebarkan informasi tentang kesehatan dan mendorong partisipasi masyarakat dalam layanan kesehatan yang tersedia, seperti pemeriksaan kesehatan rutin dan partisipasi aktif dalam posyandu desa/kelurahan, adalah tindakan-tindakan yang dapat diambil sebagai bagian dari Germas.
Membudayakan Germas dalam masyarakat perlu dimulai sejak sekarang, dengan mengedepankan tindakan-tindakan sederhana, serta didukung oleh komitmen yang kuat untuk mengakui bahwa ini adalah kepemilikan bersama. Ketika kita melihat negara-negara maju, kita dapat melihat bahwa kualitas hidup penduduknya sangat baik karena mereka menerapkan budaya-budaya yang berfokus pada kesehatan, seperti Germas. Contohnya, mereka rajin berolahraga seperti lari pagi, menjaga kebersihan lingkungan dengan sistem pengelolaan sampah yang efisien, anak-anak di luar negeri membawa bekal makanan dari rumah daripada membeli makanan di luar, pekerja seringkali memilih berjalan kaki atau menggunakan sepeda atau transportasi umum daripada menggunakan kendaraan pribadi, serta mengonsumsi makanan yang sehat dan segar. Terdapat banyak lagi contoh gaya hidup sehat yang bijaksana yang diterapkan oleh mereka.
Mari kita bayangkan dan harapkan dalam benak kita akan sebuah masa depan di mana Germas bukan sekadar kampanye, tetapi telah menjadi bagian integral dari budaya kita sebagai masyarakat Indonesia. Ketika gaya hidup sehat menjadi nilai yang dianut oleh semua individu, kita akan melihat dampak positif yang luar biasa.
Dalam realitas ini, kualitas hidup manusia akan jauh lebih baik, terutama karena penyakit-penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker dapat diminimalkan. Kita akan menjadi lebih produktif sebagai individu dan sebagai bangsa karena kesehatan yang baik memungkinkan kita untuk berkontribusi secara maksimal dalam berbagai bidang.
Selain itu, dengan masyarakat yang lebih sehat, kita akan mengurangi beban sistem perawatan kesehatan, yang dapat mengarah pada penghematan biaya yang signifikan. Ini akan memberikan lebih banyak sumber daya yang dapat dialokasikan untuk pendidikan, infrastruktur, dan berbagai program pembangunan lainnya.
Mengubah Germas menjadi budaya adalah investasi jangka panjang dalam kesejahteraan kita sebagai individu dan sebagai bangsa. Hal ini akan membantu menciptakan Indonesia yang lebih kuat, mandiri, dan sejahtera di masa depan. Semua itu dimulai dengan komitmen kita untuk menjadikan Germas sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Semoga