
BANJARMASIN – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri rapat koordinasi (Rakor) kelapa sawit dan menyampaikan sejumlah arahan terkait pengembangan kelapa sawit ke depan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Arahan tersebut disampaikan, Selasa (22/08) malam, di Banjarmasin yang dihadiri Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kalsel, Roy Rizali Anwar.
Rakor juga dihadiri Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah, Ketua DPRD Kalsel, H Supian HK, Forkopimda Kalsel, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Hj Suparmi, pengusaha/perusahaan kelapa sawit dan pejabat terkait lainnya dari 13 kabupaten/kota di provinsi ini.
Mentan berpesan agar Kalsel segera memenuhi target penanaman bibit kelapa sawit pada luas lahan 10 ribu hektare dan tugas ini tidaklah terlalu berat bagi Pemprov Kalsel dan pekebun serta pihak terkait lain mewujudkannya, karena provinsi ini memiliki syarat baik ketersediaan lahan, kebutuhan pupuk, termasuk bibit sawit.
“Kalsel memiliki potensi besar untuk menghasilkan kelapa sawit, kita terus mendorong percepatan penanaman sawit segera terlaksana,” ujarnya.
Selain itu, Mentan SYL meminta dilakukan peremajaan sawit di wilayah itu hingga 20 ribu hektare untuk meningkatkan jumlah ekspor dan kondisi saat ini luas lahan sawit di Kalsel tercatat sekitar 443.802 hektare.
“Kita harus komitmen agar program ini dapat terealisasi, tetapi proses peremajaan sawit di Kalsel tidak boleh melanggar hukum,” pesannya lagi.
“Kehadiran saya ke Kalsel malam ini untuk memastikan seluruh pihak turun tangan guna memetakan daerah yang akan ditanam bibit sawit, dan proses peremajaan sawit yang tetap memperhatikan kelestarian lingkungan,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor atau Paman Birin dalam sambutan tertulis dibacakan Sekdaprov Roy Rizali Anwar menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil langkah konkret menuju pembangunan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Disebutkan, berdasarkan data statistik perkebunan tahun 2022, Kalsel memiliki luasan kelapa sawit sebesar 443.802 hektar yang dikelola 89 perusahaan perkebunan besar swasta/negara dan sekitar 24 persen diusahakan oleh pekebun rakyat seluas 107.582 hektar.
Disamping itu, terdapat 46 pabrik kelapa sawit di Kalsel yang menghasilkan sekitar 5,3 juta ton Tandan Buah Segar (TBS) setiap tahunnya. Produksi CPO dari TBS tersebut mencapai 1,1 juta ton per tahun.
Selain itu, industri hilirisasi juga berkembang pesat dengan tiga pabrik minyak goreng dan dua pabrik biodiesel yang berperan dalam meningkatkan nilai tambah sektor perkebunan kelapa sawit.
Beberapa strategi dan kebijakan daerah dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan sebagai upaya perbaikan tata kelola perkebunan kelapa sawit yang telah dilaksanakan di Kalsel diantaranya, melalui pendataan seluruh industri kelapa sawit.
Selain itu, Paman Birin juga menyadari pentingnya menyelesaikan keterlanjuran kegiatan usaha perkebunan dalam kawasan hutan.
Pemprov Kalsel, kata Paman Birin, juga mendorong perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk aktif dalam memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar.
Target minimal 20 persen pembangunan kebun masyarakat menjadi tujuan yang harus dicapai. Kemitraan antara pekebun sawit rakyat dan perusahaan menjadi pendorong utama pertumbuhan dan pemerataan kesempatan ekonomi di dalam sektor perkebunan kelapa sawit.
Paman Birin mengatakan pihaknya mendorong program diversifikasi terintegrasi berbasis perkebunan kelapa sawit.
Program sistem integrasi kelapa sawit-sapi potong (siska) dan Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Potong Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti-Plasma (Siska Ku Intip) menjadi upaya konkrit dalam mendukung ketahanan pangan dan energi.adp/ani