Kamis, Agustus 28, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Menuju ASEAN sebagai Episentrum

by matabanua
21 Agustus 2023
in Opini
0
D:\2023\Agustus 2023\22 Agustus 2023\8\8\najamuddin.jpg
Najamuddin Khairur Rijal (Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Muhammadiyah Malang; pembina Malang-ASEAN Youth Community (Maycomm)

 

Tanggal 8 Agustus 2023 lalu, ASEAN genap berusia 56 tahun. Dalam lebih dari lima setengah dekade, organisasi regional di kawasan Asia Tenggara ini telah memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan antara negara, mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kerja sama di kawasan. Ulang tahun yang ke-56 ini menjadi momentum untuk merefleksikan pencapaian masa lalu dan merencanakan langkah-langkah inovatif guna membangun masa depan yang lebih cerah. Adapun Indonesia yang memegang keketuaan ASEAN tahun 2023 memiliki peran sentral.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\28 Agustus 2025\8\ricky marpaung.jpg

Fasilitas Mewah Anggota DPR : Cermin Kebobrokan Politik

27 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Raya dan Potret Buram Kesehatan Negeri

27 Agustus 2025
Load More

Dalam perjalanannya lebih dari setengah abad, ASEAN mengalami banyak tantangan, sekaligus berhasil mengatasi berbagai hambatan. Berawal dari lima negara anggota pendiri pada tahun 1967, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Hingga kini menjadi sebuah organisasi dengan sebelas anggota, dengan Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja bergabung pada tahun-tahun berikutnya, serta terbaru Timor Leste. Perkembangan ini mencerminkan bahwa ASEAN memiliki semangat solidaritas dan keterbukaan untuk memperkuat kesatuan di tengah keberagaman di kawasan.

Salah satu capaian penting ASEAN adalah terciptanya kawasan perdagangan bebas AFTA. Perdagangan bebas ini telah meningkatkan perdagangan intra dan antar regional, membuka peluang bisnis yang luas, kolaborasi dalam sektor ekonomi, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan berusaha mengurangi disparitas antara negara anggota. Meski kenyataannya, tidak semudah yang dicita-citakan melalui ASEAN Vision.

Selain itu, ASEAN juga telah memainkan peran penting dalam membangun kerja sama di bidang politik dan keamanan. Melalui dialog terbuka dan diplomasi multilateral, negara-negara anggota mampu menyelesaikan perselisihan dan konflik di antara mereka dengan tetap berorientasi pada stabilitas kawasan. Piagam ASEAN yang diadopsi pada tahun 2007 menunjukkan komitmen kolektif untuk mengedepankan nilai-nilai demokrasi, supremasi hukum, dan hak asasi manusia dalam hubungan antarnegara. Meskipun sejumlah tantangan masih tersaji di masa depan, komitmen ini setidaknya telah membentuk fondasi bersama menuju perdamaian yang berkelanjutan di kawasan.

Tidak hanya itu, lahirnya ASEAN Community 2015 yang kemudian dilanjutkan dengan ASEAN 2025 adalah tonggak bersejarah yang penting. Melalui tiga pilarnya: politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya, ASEAN berusaha menjadi organisasi yang people-oriented dan people-centered. Cita-citanya adalah menjadi kawasan yang stabil, dinamis, diikat dengan kemitraan bersama, menuju kawasan yang sejahtera dan berdaya saing.

Namun, sambil merayakan prestasi masa lalu, ASEAN juga harus bersiap menghadapi sejumlah tantangan di masa depan. Tantangan-tantangan ini antara lain, meningkatnya kerentanan terhadap perubahan iklim, ketimpangan sosial dan ekonomi, dinamika ekonomi-politik global, ancaman keamanan dari aktor non-negara, ketegangan geopolitik, dan tarik-ulur kepentingan negara-negara besar. Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi ASEAN untuk terus memperkuat kerja sama di antara negara-negara anggota dan berperan sebagai kekuatan bersama dalam panggung global.

Penting juga bagi ASEAN untuk tetap beradaptasi dengan perubahan zaman dan memanfaatkan inovasi teknologi untuk kepentingan bersama. Digitalisasi dan revolusi industri 4.0 membuka peluang besar bagi perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dengan menggabungkan kebijakan progresif yang mendukung inovasi dengan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, ASEAN dapat memanfaatkan potensi teknologi untuk meningkatkan daya saing global dan memajukan kesejahteraan. Hal ini perlu dicatat sebab mayoritas penduduk ASEAN saat ini adalah usia produktif.

Selain itu, ASEAN juga harus terus berperan sebagai mediator dan pelopor dalam mempromosikan perdamaian dunia dan stabilitas keamanan global. Konflik dan ketegangan geopolitik dapat menyebabkan ketidakstabilan yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Dengan mengedepankan dialog dan diplomasi multilateral, ASEAN harus berusaha memfasilitasi solusi damai untuk perselisihan dan membangun kesalingpercayaan (mutual trust) di antara negara-negara anggota dan mitra internasional.

Di usianya yang ke-56 ini, seluruh anggota ASEAN perlu mengambil inisiatif untuk menghadapi tantangan masa depan bersama-sama. Semangat solidaritas dan kolaborasi yang selama lima dekade menjadi pijakan ASEAN harus terus ditingkatkan dan dijaga soliditasnya. Dalam menghadapi dunia yang terus berubah, ASEAN harus tetap relevan, adaptif, progresif, dan inovatif guna mencapai tujuan bersama sebagai entitas yang one vision, one identity, one community dengan melangkah maju bersama (forging ahead together).

Lebih dari itu, Indonesia yang memegang estafet keketuaan ASEAN tahun 2023 harus menjadi garda terdepan. Dengan mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Indonesia harus mampu membuktikan bahwa keberadaan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat Asia Tenggara dan dunia. Bahkan, ASEAN sebagai episentrum, pusat pertumbuhan ekonomi dunia yang berkontribusi secara universal dan berperan sentral sebagai motor penggerak perdamaian dunia.

Dengan tekad dan semangat yang sama seperti saat pertama kali dideklarasikan berdirinya di Bangkok tahun 1967 silam, ASEAN dapat meneruskan perannya sebagai kekuatan penting di kawasan dan aktor kunci dalam tatanan politik global. Usia 56 tahun ini dapat menjadi momen untuk merayakan pencapaian masa lalu dan menggapai masa depan yang lebih cerah bagi ASEAN. Adapun Indonesia harus mencatatkan dirinya sebagai Ketua ASEAN yang berhasil meletakkan tonggak pencapaian (milestone) kemajuan ASEAN sebagai episentrum global.

 

 

Tags: ASEANDosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Muhammadiyah MalangEpisentrumNajamuddin Khairur Rijal
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA