BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin mengangkat lagi kesenian yang kini hampir punah. Dengan mengundang sejumlah kaum milenial, mulai pelajar hingga mahasiswa, pemko mengajak mereka untuk mengenal lebih dekat lagi dengan kesenian Bapandung.
“Kita ingin menperkenalkan kepada generasi muda kita tentang kesenian Bapadung,” ujar Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina pada workshop, yang digelar Dibudporapar Banjarmasin, Senin (14/8).
Orang nomor satu di lingkungan Pemko Banjarmasin tersebut mengatakan, kesenian bapandung saat ini terdengar asing dan langka. Makanya, melalui workshop diharapkan dapat mengangkat dan memperkenalkan lagi kesenian khas Banjar tersebut kepada masyarakat, khususnya generasi muda sebagai penerus pembangunan.
Ibnu menjelaskan, saat ini berbagai macam kebudayaan masih eksis bertahan di Kalimantan Selatan seperti Mamanda dan Madihin. Melalui film Jendela Seribu Sungai (JSS), kini Kuriding juga diperkenalkan.
“Alhamdulillah pada saat film Jendela Seribu Sungai, orang sudah kenal Kuriding seperti apa. Nah banyak seni budaya lisan syair bepantun yang selama ini sudah tumbuh subur, yang Bapandung ini yang belum,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan rasa syukur para peserta yang ikut Workshop Bapandung itu adalah anak-anak muda yang ada di Kota Banjarmasin. Setidaknya, kegiatan tersebut diikuti 30 peserta yaitu dari mahasiswa, siswa, pelaku seni serta umum.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan selama tiga hari workshop ini seni budaya Bapandung tidak akan hilang dari muka bumi. Termasuk juga di Kota Banjarmasin bisa tetap kita jaga,” pungkas Ibnu.
Sekadar diketahui, Bapandung adalah seni teater berupa tutur yang berkembang di masyarakat suku Banjar Hulu di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pandung artinya menirukan tingkah laku manusia atau hewan, dan berbeda dengan bercerita biasa dalam bahasa banjar.
Sementara, Pamong Budaya Disbudparpora Kota Banjarmasin Erni Masyarah mengatakan, workshop Bapadung tersebut baru tahun ini dilaksanakan. “Ini dalam rangka memperkenalkan budaya bercerita monolog khas Kalimantan Selatan untuk kaum muda sebagai upaya pelestarian budaya lokal,” tuturnya. via